Categories
Technology

CodeIgniter 2.0

CodeIgniter
CodeIgniter

Akhir bulan Januari kemarin (ya, ini memang basbang), EllisLab merilis versi 2.0 dari CodeIgniter, framework PHP bikinan mereka. Ada yang spesial di rilis kali ini. Sebab ini untuk pertama kalinya CodeIgniter ikut digarap oleh orang-orang di luar EllisLab. Memang sejak Desember kemarin EllisLab mengumpulkan orang-orang di komunitas CI untuk bergabung & membentuk tim “CodeIgniter Reactor” yang nantinya akan menjadi core developers CI.

Pada akhirnya, hal ini akan menjadi seperti hubungan antara Automattic & WordPress. FYI, sejak lama platform CMS WordPress memiliki tim developer sendiri yang bertugas mengembangkan kode-kode WordPress. Automattic sudah tidak bertanggung jawab lagi terhadap perkembangan WordPress, seluruhnya sudah dilepas kepada tim tersebut. Mereka hanya fokus ke bisnis mereka sendiri.

Hal ini jelas menjadi kabar baik bagi pengembang yang menggunakan CodeIgniter. Sebab nantinya mereka akan bisa ikut memberikan sumbangsih lebih terhadap perkembangan CI tanpa terus bergantung kepada EllisLab.

Categories
wordpress

Get Your TwentyTen Ajaxified!

Smells Like Facebook may have been suspended, but it doesn’t mean we can’t use it (or part of it) anymore. In Open Hack session at Wordcamp Indonesia 2011, I came up with an idea to utilize the Javascript used in Smells Like Facebook to ajaxify the WordPress default theme, TwentyTen.

And this is it, as you can see in this site, the TwentyTen has been enhanced by AJAX features, just like we did in Smells Like Facebook (try to click a link!). Right now, it comes as a child theme, so you’ll need WordPress version 3.0 above to use it. But soon in the future it will be available as plugin too, if you have another child theme installed already.

Categories
event wordpress

WordCamp Indonesia 2011, Bandung

Wordcamp Indonesia 2011 logo
Wordcamp Indonesia 2011

Puji Tuhan, akhirnya salah satu mimpi saya terwujud. Hari Sabtu & Minggu kemarin (29-30/01) untuk pertama kalinya saya bisa menghadiri WordCamp, event tahunan para pengembang serta peminat WordPress. Gugur sudah salah satu rukun WordPress saya, meski sebenarnya agak sayang, karena bro Matt Mullenweg si empunya WordPress tidak bisa menghadiri event kemarin.

Bagaimana acaranya? Lumayan. Ya, lumayan. Saya belum pernah ikut Wordcamp sebelumnya, jadi tidak bisa membandingkan dengan event sebelumnya. Yang jelas event kali ini yaaa.. lumayan. Materi yang dibawakan banyak yang bagus, meski ada juga beberapa yang, sorry to say, kurang menarik. Kalau mau tahu lebih lengkap jalannya acaranya, silakan baca saja di sana.

Categories
wordpress

How to Make Your Own Plugins/Themes Updating Service

INTRO

Several times ago, my Smells Like Facebook theme was suspended from being updated in WordPress Theme Directory. It’s still being available to download, but I can’t submit a new version, therefore the theme users can’t get a notification and auto update from their dashboard.

So I try how to override WordPress auto update check routine and make it check the latest version of Smells Like Facebook to my own server. Here’s how:

Categories
Blogs

It's Good To Be Back!

Okay, guys. Ternyata Demam Berdarah itu sangat tidak menyenangkan! Jaga diri baik-baik yah. Daripada kena penyakit menyebalkan itu 😆

Okay, jadi saya barusan mengupdate blog ini ke WordPress 3.0. Saya jatuh hati ke theme default-nya, Twenty Ten, dan mungkin akan memakainya untuk beberapa waktu ke depan.

Untuk Smells Like Facebook, nanti saja yah, sekalian mau diupdate biar compatible dengan WordPress versi terbaru. Kalau mau nyari preview-nya, Google aja. Dah banyak kok yang make theme itu 8)

Categories
internet Technology

Firefox: Persona vs Theme

Recently, Mozilla launches a new feature for their Firefox browser, called as Firefox Persona. It’s an addon that allow you to change the skin of your Firefox with your favorite brands. They’ve made a new site for the Persona Gallery where you can download the Personas made by many designers. One thing in my mind when I know this: “What about the Firefox theme?”.

As you know Firefox has already had the Theme Gallery, which is integrated to the Addon Gallery. What about them after the Persona is launched? In their FAQ page, they said that Persona is a special type of theme that changes the look of your browser without changing the navigation buttons, toolbars, and menus, while Themes change the appearance of Firefox.

Still curious, then I made a test: install Persona and a theme at the same time. And here is my conclusion: Persona is made to re-skin your Firefox, it is only capable to give a new background for toolbar and statusbar, while it can’t make any modification to the style of the buttons, tabs and any color like Themes do. Imagine that installing Persona is like making a tattoo to your body, while installing theme is like getting a plastic surgery on it. And happily, you can combine both!

Here is the screenshot of my Firefox tattoo-ed with WordPress Vintage Persona and altered with Vista-aero theme. Nice, eh?

Firefox Persona
Firefox Persona

Oh, I just realize that the Personas is much like Google Chrome themes. Hmm..

Categories
wordpress

WordPress Bahasa Jawa

Setelah tersedia dalam bahasa Sunda, kini WordPress juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa. Versi ini dapat diunduh di http://jv.wordpress.org/.

Adalah mas Mova Nugraha, aktor intelek di balik semua ini (setidaknya begitulah kesimpulan dari website di atas). Dia yang menerjemahkan sekaligus mengirim ke repositori WordPress. Sebelumnya dia telah mengembangkan file bahasa Jawa untuk WordPress yang bisa diinstal secara terpisah. Dan sekarang, dia sedang terlibat dalam proyek translasi Facebook ke dalam bahasa Jawa.

Jujur, tanpa bermaksud SARA, saya sebagai orang Jawa bangga atas hal ini. Meski memang saya masih belum menggunakan versi Jawa tersebut, karena masih nyaman dengan versi bahasa Inggris. Lagipula saya kurang begitu mengerti dengan beberapa kata Jawa yang ada di situ. Istilahnya, wong jawa ga weruh jawane :blush:

Saat WordPress bahasa Sunda dirilis, memang langsung muncul ide untuk membuat versi bahasa Jawa di forum WordPress Indonesia. Saya sebenarnya ikut tertarik waktu itu, tapi seingat saya ide tersebut sempat terkendala oleh beragamnya kultur bahasa Jawa. Meski begitu, versi yang ada sekarang tampaknya sudah cukup bisa diterima. Kalau memang masih ada yang dirasa kurang, sampeyan masih bisa urun rembug kok. Isi saja form contact di sana.

Monggo dipunsekeca’aken 😀

Categories
Blogs internet

Bandwith Limit Exceeded

Bandwidth Limit Exceeded
Bandwidth Limit Exceeded

Ough, it’s my first!
*berasa seleblog* 8)

Categories
internet Technology

Statpress vs Google Analytics

Seperti layaknya seorang bloger (halah), tentu saya ingin tahu tentang statistik kunjungan orang lain ke blog saya. Tidak bermaksud munafik, tentu saja saya masih merasa senang bila ternyata blog saya banyak dikunjungi. Berarti tulisan saya memang layak baca. Berarti pula popularitas saya meningkat, dan statu seleblog sudah semakin dekat 8) .

Okay, forget it, intinya saya ingin tahu tentang data-data orang yang mengujungi blog saya. Titik. Nah, maka daripada itu, dulu saat awal-awal meng-install WordPress di domain ini, saya menggunakan salah satu plugin-nya yang bernama Statpress. Statpress ini akan mencatat semua kunjungan (kecuali user yang login tentu sajah) dan disimpan di dalam database kita, tidak seperti plugin-plugin statistik pada umumnya, yang menggunakan third-party, alias server orang lain, sehingga kita nggak punya hak penuh dan hanya bisa pasrah kepada siapa data itu dititipkan :mrgreen: .

Awalnya cool, karena semua data, mulai dari referrer dari mana si visitor datang, sampai keyword apa yang dia pakai di search engine sehingga bisa nyasar ke sini, semuanya terekam dengan baik. Tapi… karena jumlah kunjungan semakin banyak (yang berarti saya semakin terkenal 8) ) *ahem*, jumlah data yang dimasukkan ke dalam database blog ini juga semakin banyak. Ya mau bagaimana lagi, setiap ada kunjungan, si Statpress ini pasti nambahin satu row di database. Dan bayangkan, sudah berapa juta orang yang berkunjung ke blog ini? *lebay* Sudah pasti database saya kebanjiran data. Dan mulai beberapa hari yang lalu, permasalahan ini semakin serius, saya semakin lemot membuka dashboard WordPress, apalagi membuka report statistik, sounds impossible.

Categories
internet

Up to date

Salah seorang teman saya, di suatu malam sepulangnya ia kerja, dengan bangga mempertontonkan laptop-nya sambil berkata, “Lihat nih, operating system-nya sudah saya update, sekarang sudah pake Ususbuntu versi Jangkrik Jamput. Ini yang pertama lho, bahkan dirilis saja belum, tapi saya sudah up to date.” Tapi setelah itu, yang dibuka ya tetep Music Player, PDF Reader dan hal-hal lain yang sebenarnya sudah ada di versi sebelumnya.

Heran rasanya, buat apa membuang bandwith sebanyak itu, tapi tidak ada peningkatan fungsi yang dirasakan? Kalau memang cuma memakai “itu-itu” saja, kan bisa memakai versi sebelumnya. Apakah label “up-to-date” itu sedemikian pentingnya? Kalau saya pribadi sih, bila tidak ada kegunaan yang penting, saya malas untuk upgrade software-software yang saya pakai. Daripada buang-buang waktu & bandwith sia-sia.

Tapi kalau memang jelas ada manfaatnya, baru saya akan upgrade. Seperti WordPress yang dipakai sebagai engine blog ini. Saya upgrade langsung ke versi 2.7 karena saya memang ingin memanfaatkan fungsi Automatic Upgrade-nya. Versi-versi di antara 2.5 sampai 2.7 sama sekali tidak saya gunakan. Toh, di changelog-nya sendiri biasanya cuma minor change saja.

Tampilan yang lebih bagus, biasanya menjadi faktor yang membuat orang mau repot-repot untuk upgrade. Padahal dia tidak mengetahui ada apa di balik versi yang terbaru itu. Upgrade Windows XP ke Vista, karena tampilannya lebih cool. Lebih nggilap. Padahal ya sama saja, cuma dipakai nge-game yang itu-itu saja. Kalau memang dipakai buat game khusus Vista sih mungkin tak masalah.

Tapi yah, itu kembali ke masing-masing individu. Memang ada beberapa orang yang ingin selalu tampil “baru” atau “mengikuti trend”. Padahal yah, kalau dengan yang lama saja sudah bisa, buat apa repot-repot cari yang baru?