Categories
Blogs Hobbies

Ola, Duolingo!

I always believe that the #StayAtHome movement during this pandemic is really about survival, everything else come second. So all those memes about Dark Ages – Renaissance and “this-inventor-invented-this-during-quarantine” are really insignificant.

But I have to admit that in the lacks of any other activities I otherwise do in BC (Before Covid) times, I do have a lot of times in my hand. Even after rewatching several series in Netflix and (finally) playing those games I downloaded two years ago.

So after getting some weird feeling watching some non-English series using English subtitles, and watching some cool YouTube videos where polyglots easily switch languages as they speak, I decided to revisit my childhood dream: learning as many as foreign languages possible.

Categories
Family

Hari Ini 2 Tahun Lalu

Hari ini 2 tahun lalu, malam Jumat kala itu. Dini hari, tanggal sudah berganti. Saya masih mondar-mandir di dalam rumah. Tidak bisa tidur, padahal paginya saya harus melakukan perjalanan jauh ke luar kota.

Bagaimana bisa saya terlelap jika jantung saya masih berdegup hebat. Cemas memikirkan apa yang akan terjadi pagi nanti. Bagaimana jika kendaraannya mogok? Atau terjebak macet? Bagaimana kalau saya terlambat? Segala macam kemungkinan buruk berkecamuk dalam benak saya.

Bagaimana tidak, hari itu adalah hari pernikahan saya. Hari di mana saya melepas status lajang saya dan memberikan hati saya seutuhnya, lahir dan batin, kepada wanita yang telah saya cintai selama 7 tahun. Hari di mana janji suci yang begitu singkat tapi memiliki makna begitu dalam saya ucapkan di hadapannya.

Qobiltu Nikahaha wa Tazwijaha bil Mahril Madzkuur Haalan

Sayangku, hari ini genap 2 tahun sudah kita membina bahtera rumah tangga. Maafkan aku jika aku belum bisa menjadi imam yang sempurna bagimu dan bagi anak kita. Jika Tuhan mengizinkan, aku akan terus belajar bersamamu di sampingku. Membuatmu bahagia, membuatmu tersenyum dari pagi hari hingga kau terlelap.

Terima kasih atas ridhomu menerimaku sebagai suamimu. Terima kasih atas baktimu yang begitu besar kepada keluarga kecil kita ini. Menemaniku menghadapi badai yang menerjang, memberikan senyum penuh kehangatan setiap kali aku pulang. Terima kasih pula telah menjadi ibu yang baik bagi Arjuna, semoga kelak ia diberkahi istri sepertimu, yang begitu lembut dan penyayang.

Istriku, marilah bersama kita berdoa kepada Ia yang mempersatukan kita, semoga kebersamaan kita ini akan tetap terjaga. Hingga anak-anak kita dewasa, hingga kita tua, sampai hingga kita dipertemukan kembali di alam yang baka.

Istriku, aku mencintaimu.

Jakarta, 25 Oktober 2015

Suamimu yang penuh cinta

Kita

 

Categories
Family Travel

Sarapan

 

Jogja hari kedua. Sarapan di hotelnya lumayan. Yaa standard hotel lah, meskipun kopinya kebanyakan air.

Kami duduk di samping pasangan bule yang asyik ngobrol. Dari logatnya secara sepihak berasumsi mereka dari Prancis. Entah ngomongin apa mereka, tapi saya suka dengerin cara bicaranya. Cewek bulenya cakep lagi.

Dan entah kenapa Arjuna gak biasa-biasanya gak mau disuapin bubur, ataupun buah-buahan. Kuatir nanti kelaperan, saya coba beri roti gandum secuil demi secuil. Lha kok lahap dianya. Ealah, le.. Liat bule sarapan aja kok mau ngikut kebarat-baratan. Jangan dibiasain ya nak, nanti gedenya kamu bisa-bisa dibilang agen Illuminati.

Categories
Family

Arjuna

10 September 2014, kira-kira sebulan yang lalu. Satu titik balik dalam hidup saya lewati. Saya jadi seorang ayah.

Arjuna Muhammad Nazieb. Lelaki mungil buah dari peraduan saya dengan sang ibu diizinkan untuk lahir dan menjadi tanggung jawab saya.

Alhamdulillah. Selamat datang, nak. Kata orang ayahmu mungkin memang masih belum cukup matang untuk menjadi walimu. Tapi insya Allah ayah akan berusaha sekuat mungkin untuk menjadikanmu apa yang Allah dan kau sepakati sebelum kau menyeruak keluar dari perut ibumu.

Jadilah apapun yang kau mau, asal tidak ada orang yang kau sakiti dalam perjalanan hidupmu. Akan ayah ajari kau tentang kesederhanaan seperti yang kakek nenekmu ajarkan dulu padaku. Bukan karena kehidupan ayah yang belum bisa bermewah-mewah, tapi karena ayah yakin memanjakanmu tidak akan menjadikanmu manusia yang kuat kelak.

Ah, tidak usah kita bicarakan dululah tentang apa yang akan kau, ayah dan ibumu lakukan kelak. Untuk saat ini izinkan aku dan ibumu menikmati tangisan merengekmu, bau popok basahmu dan segala tingkahmu yang memutar balikkan kehidupan yang biasa kami jalani selama ini.

Selamat datang Arjuna, putera pertamaku.

Categories
Family

The Sign of Three

Bukan, ini bukan posting atau review tentang Sherlock season 3 episode 2 itu. Tapi kalau Anda nonton & mengikuti Sherlock sih pasti ngerti kenapa saya pakai judul di atas. Spoiler Alert!

Alhamdulillah, terhitung 2 bulan semenjak saya melepaskan keperjakaan saya dan merenggut keperawanan istri saya, di bulan ini saya mulai mendapatkan hasilnya. You reap what you sow, kata orang belanda.

Categories
my life

2013 In A Nutshell

Di injury time tahun 2013 ini, entah kenapa, sisi ke-blogger-an saya tiba-tiba muncul dan ingin menutup tahun yang indah ini dengan sebuah postingan layaknya blogger-blogger pada umumnya, setelah sempat melewatkan momen-momen penting tanpa sebiji huruf pun terposting di blog ini.

Sebenarnya tidak terlalu banyak hal-hal penting yang terjadi tahun ini, tapi yang sedikit itu justru yang istimewa. Okay, let’s just wrap this amazing journey!

Categories
off topic

Chocolate Pancake

image

@ Warung Pasta Kemang

Categories
Agama & Tuhan

Jika Tuhan Memang Maha Kuasa..

Mengapa tidak Ia buat saja seluruh manusia se-iman dan se-agama?

Mudah. Karena itu membosankan. Dia sudah pernah mencoba, dan menciptakan malaikat. Hasilnya? Sepertinya Dia bosan sendiri melihat malaikat yang nurut aja disuruh-suruh.

Maka Ia pun berimprovisasi dengan menciptakan makhluk yang bernama manusia. DibuatNya manusia memiliki akal yang bisa dipakainya untuk menentukan apa-apa saja yang mau ia lakukan.

Voila, jadilah panggung pertunjukan yang mengasyikkan: manusia-manusia saling membunuh demi mendapatkan label ‘Yang Paling Benar’.

Categories
event wordpress

WordCamp Indonesia 2011, Bandung

Wordcamp Indonesia 2011 logo
Wordcamp Indonesia 2011

Puji Tuhan, akhirnya salah satu mimpi saya terwujud. Hari Sabtu & Minggu kemarin (29-30/01) untuk pertama kalinya saya bisa menghadiri WordCamp, event tahunan para pengembang serta peminat WordPress. Gugur sudah salah satu rukun WordPress saya, meski sebenarnya agak sayang, karena bro Matt Mullenweg si empunya WordPress tidak bisa menghadiri event kemarin.

Bagaimana acaranya? Lumayan. Ya, lumayan. Saya belum pernah ikut Wordcamp sebelumnya, jadi tidak bisa membandingkan dengan event sebelumnya. Yang jelas event kali ini yaaa.. lumayan. Materi yang dibawakan banyak yang bagus, meski ada juga beberapa yang, sorry to say, kurang menarik. Kalau mau tahu lebih lengkap jalannya acaranya, silakan baca saja di sana.

Categories
my life

Manajemen Waktu

Time ManagementAkhir-akhir ini saya merasa banyak waktu saya yang terbuang sia-sia. Gak tau kenapa, tiba-tiba malam datang begitu cepat, padahal pekerjaan hari itu belum ada yang selesai. Dan jadilah saya terpaksa melanjutkan pekerjaan di rumah sampai tengah malam. Akibatnya? Jelas, kurang tidur dan badan jadi lemes terus.

Membagi waktu memang bukan spesialisasi saya. Sejak dulu saya memang susah untuk dipaksa membuat kegiatan terjadwal. Harus bangun jam segini, begini jam segitu dst dst dst. Awalnya memang lancar, tapi lama-lama melenceng juga. I hate routine. Ketika saya menemukan sebuah kesenangan baru, maka hancurlah rutinitas itu. Dulu sih kasus utamanya gara-gara game. Kalau sudah keasyikan nge-game, saya bisa begadang sampai pagi, padahal esok-nya masih masuk sekolah 😛

Karena tak terbiasa itulah, rasa-rasanya hidup saya jadi berantakan belakangan ini. Dulu sih masih enak, ada orang tua yang mengontrol. Terlambat bangun pagi, maka ibu saya dengan kekuatannya akan menggebrak pintu kamar sampai saya terbangun karena kaget. Sebelum tidur pun, beliau selalu mampir ke kamar saya, memastikan PC sudah dimatikan dan saya sudah berselimut mimpi, meski biasanya saya bangun lagi dan nge-game lagi.

Tapi ketika sudah hidup sendiri di perantauan macam begini, di mana tidak ada lagi kontrol, yaaa beginilah jadinya. Entah kenapa banyak sekali pengalihan-pengalihan yang selalu membuat saya melenceng dari target. Dan tampaknya saya masih belum bisa mengontrol diri saya sendiri untuk tidak mengikuti distraksi itu. Nurut ajah, lha wong biasanya memang menyenangkan.

Gara-gara itulah, aktivitas saya yang sudah cukup padat ini (sok sibuk) menjadi semakin padat. Waktu habis hanya untuk bermain-main. Padahal hidup ini terlalu singkat untuk tidak menjadi produktif. Pekerjaan-pekerjaan menjadi tertunda, yang akhirnya harus dibayar dengan kerja ekstra di waktu istirahat.

Pada akhirnya, saya cuma bisa menyalahkan hasrat dalam diri saya sebagai anak muda ( 8) ) yang selalu ingin bersenang-senang . Ababil gituu.. 😛

Usaha jelas sudah dilakukan, tapi masih banyak gagalnya lantaran kurang bulatnya tekad. Memaksa diri sudah pula dilakukan, tapi kadang-kadang kalah juga dengan keinginan menikmati hidup.

Semoga saja di akhir tahun ini saya berhasil mengakhiri hidup sebagai ababil dan memulai tahun baru dengan lebih dewasa.