Argo, yang dibintangi sekaligus disutradarai oleh Ben Affleck, mengambil tema tentang Iranian Hostage Crisis di tahun 1979 di mana segerombolan besar demonstran menyerbu kedutaan besar Amerika di Teheran, Iran dan menyandera para pegawainya. Yang menjadi fokus ceritanya adalah tentang 6 orang pegawai yang berhasil kabur melalui pintu belakang kedutaan. Bermaksud mencari kebebasan dan keselamatan, mereka justru dicekam dengan rasa takut tertangkap para pemberontak.
Saat keenam orang itu berhasil bersembunyi untuk sementara di rumah Duta Besar Kanada, di Amerika Serikat para pejabat CIA berdebat tentang cara memulangkan mereka. Berbagai jalan diperdebatkan untuk menyusupkan “penjemput” ke Iran dan membawa kembali para pelarian itu.
Yay! Ubisoft akhirnya merilis video trailer Assassin’s Creed III pada tanggal 6 Maret lalu (biarin basbang! :P). Game ini adalah kelanjutan dari seri Assassin’s Creed sebelumnya dan “menggunakan” karakter utama yang baru, bernama Connor. Ya, Ezio Auditore sang bangsawan Firenze sekaligus Master Assassin sudah berakhir masa jabatannya.
Game ini akan mengambil setting Revolusi Amerika pada tahun 1753 sampai 1783, di mana “rakyat” Amerika sedang berusaha memerdekakan diri dari “penjajah” Inggris. Ngerti kan maksudnya kenapa saya pakai tanda kutip? :P. Kota-kota yang akan dimunculkan sebagai tempat petualangan Connor adalah kota Boston dan New York, serta sebuah padang luas bernama Frontier yang masih alami, tempat suku-suku Indian tinggal di perkemahan.
Invasi Amerika atas Iraq tahun 2003 memang masih menyisakan banyak tanda tanya. Apakah alasan yang dipakai George W. Bush bahwa Iraq tengah membuat senjata pemusnah massal memang benar adanya? Film ini mencoba memberi jawaban atas pertanyaan besar itu.
Valerie Plame, seorang agen CIA yang juga istri mantan diplomat Joe Wilson ditugaskan untuk menyelidiki isu pembelian uranium oleh Iraq dalam jumlah besar dari Nigeria. Karena Joe pernah bertugas di Nigeria, maka ia meminta bantuan suaminya itu untuk pergi ke sana dan melakukan penyelidikan.
Sesampainya di Nigeria, Joe menemukan fakta bahwa pembelian itu sebenarnya tidak pernah terjadi. Tapi saat CIA melaporkan hasil penyelidikan Joe ini, Scooter Libby, Asisten Wapres menganggap hasil tersebut salah dan memaksa CIA untuk kembali menyelidikinya, meski ujung-ujungnya hasil yang didapatkan tetap sama.
Iron Sky adalah film sci-fi komedi produksi Finlandia yang mengambil tema “Nazis on the Moon”, sebuah teori konspirasi mengenai kaum Nazi yang pergi ke bulan jauh sebelum Neil Amstrong, dan membentuk koloni di bagian bulan yang membelakangi Bumi (Far Side of the Moon). Dalam Iron Sky, diceritakan tahun 2018 keturunan para Nazi akan kembali ke Bumi dan mengambil alih dunia.
Iron Sky (2011)
Dalam teori “Nazis on the Moon” diceritakan bahwa pada saat Perang Dunia II, Nazi sudah memiliki teknologi yang jauh melebihi tentara Sekutu. Maka ketika Nazi mulai terdesak, mereka mengirimkan ilmuwan-ilmuwan paling jenius di Jerman ke sebuah markas rahasia di Antartika untuk membangun pesawat antariksa yang akan dipakai melarikan diri ke bulan.
Akhirnya, setelah sekian lama penantian, saya berhasil mendapatkan buku ini. Sekitar sebulan yang lalu, buku ini datang sebagai kado ulang tahun dari Nyonya saya. Makasih, sayang :*
The Lost Symbol
Setelah dengan sukses dengan 4 novel-nya, Dan Brown kembali membuat decak kagum dengan novel kelimanya ini, The Lost Symbol, yang bercerita tentang ahli simbol Robert Langdon, menelusuri jejak misterius kaum Freemason di jantung Amerika, Washington D. C. Buku ini bisa dibilang adalah hasil tumbukan novel-novel Dan Brown sebelum-sebelumnya. Digital Fortress dan Deception Point, novel pertama dan ketiga, bercerita seputar lembaga-lembaga negara Amerika yang misterius dan intrik-intriknya, sementara dua novel lainnya, Angels and Demons dan Da Vinci Code bercerita tentang Robert Langdon yang berusaha menemukan jawaban di balik simbol-simbol kuno yang sangat rahasia. Dan keduanya bertemu di Lost Symbol: Amerika vs Robert Langdon.
Robert Langdon diceritakan harus menolong temannya, Peter Solomon, grand master kelompok Freemason yang diculik seorang penjahat misterius. Si penculik menginginkan Langdon menemukan Kata yang Hilang yang disembunyikan di balik piramida suci Freemason. Konon Kata yang Hilang itu bisa membuka kekuatan rahasia yang tersembunyi dalam tubuh setiap manusia. Membuatnya memiliki kekuatan yang mendekati kekuatan Tuhan. Berhasilkah Robert Langdon menemukannya? Baca saja sendiri.
Seperti biasa, selain bercerita tentang simbol-simbol kuno, Dan Brown juga menyisipkan tentang teknologi-teknologi mutakhir yang masih jaran diketahui umat manusia. Setelah mesin pemecah TRNSLTR dan antimatter, kini dia bercerita tentang ilmu Noetic, ilmu yang mempelajari bagaimana benak manusia dapat memberikan pengaruh nyata terhadap benda-benda fisik di sekitarnya. Menurut pengamatan saya, ilmu inilah yang dapat membuat manusia menjadi seperti Tuhan, seperti yang tertulis dalam Kata yang Hilang yang disembunyikan kaum Freemason.
Namun sayang, dibandingkan novel-novel sebelumnya, novel ini terasa lebih filosofis dan kurang begitu terasa suspense-nya. Tampaknya Dan Brown ingin menguatkan kembali pesan yang disampaikannya di novel sebelumnya, bahwa agama dan teknologi sebenarnya adalah hal yang dapat berjalan secara bersama-sama.
Dalam novel ini Dan Brown menjelaskan bahwa agama yang cenderung mistis sebenarnya adalah teknologi yang belum dapat dijelaskan oleh akal manusia. Dan ilmu Noetic, adalah mata rantai yang hilang di antara keduanya. Ia menjelaskan bagaimana keajaiban dan mukjizat yang diceritakan dalam kitab suci agama-agama sebenarnya dapat dijelaskan dengan teknologi modern. Tapi sayangnya, entah kenapa Dan Brown tidak bercerita lebih jauh mengenai ilmu ini.
Super villain-nya juga mudah sekali ditebak. Tidak perlu sampai akhir cerita, saya bisa mengerti siapa sebenarnya dalang segala kejadian misterius. Mungkin Anda yang sudah khatam novel-novel Dan Brown pun tidak akan terlalu kesulitan menebak.
Tapi tetap saja, Dan Brown gitu loh, tetap saja saya merasa puas setelah menutup halaman terakhir, karena saya baru saja tercerahkan dengan filosofi-filosofi Dan Brown serta pengetahuan dan sejarah yang mencengangkan. Ya, saya baru sadar kalau para pendiri Amerika ternyata adalah orang-orang yang menganggap simbol-simbol bangsa kuno. Dan mereka berusaha memunculkan kembali simbol-simbol tersebut di Tanah Baru, di mana mereka jauh dari pengaruh monarki Eropa yang mengekang. Saya baru tahu bahwa:
1. Washington D.C sebenarnya diberi nama Rome oleh para founding fathers-nya Amerika
2. Obelisk terbesar di dunia ada di Washington, bukannya di Mesir
3. Gedung Capitol, gedung DPR-nya Amerika, adalah replika dari kuil Yunani yang dipadukan dengan Basilika St. Petrus di Vatikan.
4. Sama seperti Kapel Sistine di Vatikan, langit-langit bagian kubah (Rotunda) Capitol juga dilukis oleh seorang seniman. Bila Michaelangelo menggambar The Creation of Adam, maka di Capitol terdapat The Apotheosis of Washington karya Constantino Brumidi yang menceritakan George Washington yang naik level ke tingkat “Godlike”
5. Jiwa manusia memiliki massa dan dapat ditimbang dengan cara yang sangat sederhana.
6. Sandi kotak di pramuka ternyata adalah sandi milik Freemason.
Dan masih banyak misteri lain. Silakan baca sendiri kalau mau tahu. 😀
Oh ya, satu hal unik yang saya temukan adalah, Dan Brown memang menyebut sedikit plot cerita Angels and Demons serta Da Vinci Code sebagai masa lalu Langdon, tapi ia secara implisit novel pertamanya, Digital Fortress sebagai “novel thriller murahan”. :)) Pengarang yang aneh.
Sekedar informasi, grup band favorit saya, Muse, berencana mengeluarkan album baru pada September tahun ini. Namanya “The Resistance“. Tentu, saya sangat amat senang sekali *lebay*, karena sudah lama saya haus lagu-lagu keren dari Muse*semakin lebay*, mengingat album Muse terakhir, “Black Holes and Revelations” dirilis 2 tahun lalu dan album selanjutnya, H.A.A.R.P hanyalah album live yang berisi lagu-lagu lama dalam versi konser. Menurut informasi yang saya dapatkan di Kitab Suci Wikipedia, album baru ini memiliki 2 lagu yang rencananya akan dijadikan hits, yaitu “Uprising” dan “United States of Eurasia“. Judul lagu yang terakhir terdengar unik dan menyentil.
Tak lama kemudian, dengan petunjuk dari Tuhan Google Yang Maha Tahu, download manager saya sudah mengunduh dua lagu tersebut. Ya, bahkan albumnya belum dirilis, lagunya sudah bocor di internet. Lagu Uprising bagi saya memang bagus, dan terdengar sangat-Muse-sekali, tapi lagu “United States of Eurasia” ternyata lebih keren! Sekilas, lagu ini mirip dengan Bohemian Rhapsody-nya Queen, mellow di awal, kemudian dihantam dengan musik opera yang menggebu-gebu. Sangat unik, terdengar mirip tapi tidak sama. Tidak seperti band dalam negeri, yang jelas-jelas lagunya sama tapi ngakunya “terinspirasi” 😐
Dua lagu tersebut juga memiliki pesan yang sama: bersatu untuk bebas dari belenggu pihak yang sewenang-wenang, atau dengan secara gamblang dijelaskan di United States of Eurasia, mengajak rakyat Eropa dan Asia untuk bersatu melawan ke-diktator-an Amerika Serikat. Salah satu lirik di USoE: “You and me fall in line. To be punished for unproven crimes!” terdengar seperti bentuk kritik terhadap Amerika yang menyerang Iraq dengan dalih Iraq menyimpan senjata pemusnah massal, yang ternyata tidak terbukti setelah perang berakhir.
Pokoknya™ lagu ini sangat keren! Dan album The Resistance sangat layak untuk ditunggu link downloadnya.
Kapan yah, ada band Indonesia yang bikin lagu keren dengan tema yang kritis macam ini *wondering*
Hari ini sebenarnya saya ingin memposting tentang kebatalan kunjungan tim Manchester United ke Indonesia. Entah kenapa akhirnya saya malah nyasar ke situs salah satu partai di Amerika Serikat yang mempunyai nama unik: Boston Tea Party.
Jadi, begini ceritanya (gambar berubah ngeblur kayak di tipi-tipi):
Saya membaca halaman tentang Hutchinson, pemilik operator seluler Three yang menjadi sponsor kedatangan MU
Tertarik pada sejarah pembunuhan JFK, membaca tentang kisahnya yang diangkat ke fiksi. Salah satunya menyebutkan tentang film Watchmen yang menceritakan bahwa pembunuh JFK adalah sang Comedian.
Hari Sabtu kemarin, saya dan beberapa orang teman menonton film ini saat midnight. Kebetulan hari itu hari pertama film ini tayang di bioskop 21. Ya, dari judulnya saja bisa ditebak kalau film ini adalah film superhero. Tapi jangan berharap ini film seperti superhero yang “biasa” di mana sang tokoh utama dengan kekuatannya menghajar musuh-musuh yang mencoba menguasai dunia. Ini film yang penuh dengan intrik & konflik tapi dengan bumbu ala superhero.
Fenomena ‘Pertamaxx’ di dunia blog mungkin memang sudah jarang terdengar lagi. Para bloger semakin beradab dan semakin tahu cara berkomentar yang baik di postingan orang lain. Tapi siapa yang tahu, bahwa di satu sisi dunia maya yang lain, fenomena ini malah semakin membuat nama negeri kita menjadi tenar. Ya, siapa di antara Anda yang tahu game browser Erepublik? Erepublik adalah game browser yang menawarkan permainan second-life, di mana kita seolah menjadi diri kita sendiri di sebuah dunia lain, yang merupakan cerminan dari dunia nyata saat ini. Di dunia tersebut terdapat negara-negara dan wilayah yang sama dengan dunia nyata, ada Indonesia, Amerika, Inggris dan lain-lain, dan kita bisa melakukan hal-hal yang mungkin tidak bisa kita lakukan di dunia nyata. Kita bisa jadi presiden, anggota dewan, direktur, atau bahkan pahlawan perang.
Nah, di dalam game ini, Indonesia adalah salah satu negara yang paling terkenal. Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di sana. Indonesia juga adalah salah satu negara yang armada perangnya (ABeRI, Angkatan Bersenjata eRepublik Indonesia) paling ditakuti di dunia. Australia hampir saja terhapus dari peta dunia karena seluruh wilayahnya sudah ditaklukkan tentara-tentara ABeRI. Negara-negara anggota pakta pertahanan terbesar di dunia sana, PEACE, selalu meminta bantuan ke Indonesia bila diserbu musuhnya, pakta pertahanan lain yaitu ATLANTIS yang dibekingi Amerika dan Inggris.
Tidak hanya itu, Indonesia juga dikenal karena ulah para warga negaranya yang selalu menulis kata-kata “Pertamaxx!!” (dan kroni-kroninya itu) di setiap kolom komentar artikel koran di sana, baik koran dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini kemudian banyak ditiru warga negara asing (presiden saat itu menganggap hal ini sebagai kemajuan kebudayaan Indonesia), tapi tak sedikit pula yang geram karena artikelnya dikomentari sampah. Puncaknya adalah ketika sang administrator, yang asli Rumania menulis artikel resmi, ia menambahkan satu baris di bagian bawah
”Pertamaxx’ comments to this article will be deleted. 😯
Dasar orang Indonesia, masih ada saja yang mencoba menulis, dan si admin mengeluarkan jurus ampuhnya tanpa ampun, si orang Indonesia itu di-ban. 😆
Lalu apa hubungannya dengan kemalasan?
Ya, gara-gara diberi tahu game itu oleh orang ini, saya jadi semakin jarang mengupdate blog, terlalu asyik menjadi diri yang lain di sana (di sana saya punya perusahaan lho.. ). Jadi mohon maaf kalau belum sempat berkunjung ke blog Anda, segera setelah saya bosan (kapan??) saya pasti akan aktif ngeblog dan blogwalking kembali. Atau Anda mau ikut bergabung di eIndonesia?
You must be logged in to post a comment.