Categories
Family

Hari Ini 2 Tahun Lalu

Hari ini 2 tahun lalu, malam Jumat kala itu. Dini hari, tanggal sudah berganti. Saya masih mondar-mandir di dalam rumah. Tidak bisa tidur, padahal paginya saya harus melakukan perjalanan jauh ke luar kota.

Bagaimana bisa saya terlelap jika jantung saya masih berdegup hebat. Cemas memikirkan apa yang akan terjadi pagi nanti. Bagaimana jika kendaraannya mogok? Atau terjebak macet? Bagaimana kalau saya terlambat? Segala macam kemungkinan buruk berkecamuk dalam benak saya.

Bagaimana tidak, hari itu adalah hari pernikahan saya. Hari di mana saya melepas status lajang saya dan memberikan hati saya seutuhnya, lahir dan batin, kepada wanita yang telah saya cintai selama 7 tahun. Hari di mana janji suci yang begitu singkat tapi memiliki makna begitu dalam saya ucapkan di hadapannya.

Qobiltu Nikahaha wa Tazwijaha bil Mahril Madzkuur Haalan

Sayangku, hari ini genap 2 tahun sudah kita membina bahtera rumah tangga. Maafkan aku jika aku belum bisa menjadi imam yang sempurna bagimu dan bagi anak kita. Jika Tuhan mengizinkan, aku akan terus belajar bersamamu di sampingku. Membuatmu bahagia, membuatmu tersenyum dari pagi hari hingga kau terlelap.

Terima kasih atas ridhomu menerimaku sebagai suamimu. Terima kasih atas baktimu yang begitu besar kepada keluarga kecil kita ini. Menemaniku menghadapi badai yang menerjang, memberikan senyum penuh kehangatan setiap kali aku pulang. Terima kasih pula telah menjadi ibu yang baik bagi Arjuna, semoga kelak ia diberkahi istri sepertimu, yang begitu lembut dan penyayang.

Istriku, marilah bersama kita berdoa kepada Ia yang mempersatukan kita, semoga kebersamaan kita ini akan tetap terjaga. Hingga anak-anak kita dewasa, hingga kita tua, sampai hingga kita dipertemukan kembali di alam yang baka.

Istriku, aku mencintaimu.

Jakarta, 25 Oktober 2015

Suamimu yang penuh cinta

Kita

 

Categories
Family Travel

Sarapan

 

Jogja hari kedua. Sarapan di hotelnya lumayan. Yaa standard hotel lah, meskipun kopinya kebanyakan air.

Kami duduk di samping pasangan bule yang asyik ngobrol. Dari logatnya secara sepihak berasumsi mereka dari Prancis. Entah ngomongin apa mereka, tapi saya suka dengerin cara bicaranya. Cewek bulenya cakep lagi.

Dan entah kenapa Arjuna gak biasa-biasanya gak mau disuapin bubur, ataupun buah-buahan. Kuatir nanti kelaperan, saya coba beri roti gandum secuil demi secuil. Lha kok lahap dianya. Ealah, le.. Liat bule sarapan aja kok mau ngikut kebarat-baratan. Jangan dibiasain ya nak, nanti gedenya kamu bisa-bisa dibilang agen Illuminati.

Categories
Family

Arjuna

10 September 2014, kira-kira sebulan yang lalu. Satu titik balik dalam hidup saya lewati. Saya jadi seorang ayah.

Arjuna Muhammad Nazieb. Lelaki mungil buah dari peraduan saya dengan sang ibu diizinkan untuk lahir dan menjadi tanggung jawab saya.

Alhamdulillah. Selamat datang, nak. Kata orang ayahmu mungkin memang masih belum cukup matang untuk menjadi walimu. Tapi insya Allah ayah akan berusaha sekuat mungkin untuk menjadikanmu apa yang Allah dan kau sepakati sebelum kau menyeruak keluar dari perut ibumu.

Jadilah apapun yang kau mau, asal tidak ada orang yang kau sakiti dalam perjalanan hidupmu. Akan ayah ajari kau tentang kesederhanaan seperti yang kakek nenekmu ajarkan dulu padaku. Bukan karena kehidupan ayah yang belum bisa bermewah-mewah, tapi karena ayah yakin memanjakanmu tidak akan menjadikanmu manusia yang kuat kelak.

Ah, tidak usah kita bicarakan dululah tentang apa yang akan kau, ayah dan ibumu lakukan kelak. Untuk saat ini izinkan aku dan ibumu menikmati tangisan merengekmu, bau popok basahmu dan segala tingkahmu yang memutar balikkan kehidupan yang biasa kami jalani selama ini.

Selamat datang Arjuna, putera pertamaku.

Categories
Family

The Sign of Three

Bukan, ini bukan posting atau review tentang Sherlock season 3 episode 2 itu. Tapi kalau Anda nonton & mengikuti Sherlock sih pasti ngerti kenapa saya pakai judul di atas. Spoiler Alert!

Alhamdulillah, terhitung 2 bulan semenjak saya melepaskan keperjakaan saya dan merenggut keperawanan istri saya, di bulan ini saya mulai mendapatkan hasilnya. You reap what you sow, kata orang belanda.