Categories
off topic social

Sepakbola, Drama & Emosi

Anda menonton pertandingan Chelsea vs Barcelona tadi pagi? What a game! Sebuah drama yang sangat emosional. Bagaimana tidak? Setelah satu kaki Chelsea sudah ada di Roma, tempat final Liga Champions digelar, di menit terakhir, Iniesta membuyarkan segalanya. Keunggulan 1-0 yang tampaknya sudah akan menjadi hasil akhir, musnah dengan satu gol, yang membuat Barcelona lolos karena unggul dalam away goal. Fans Chelsea yang sudah terbang di atas langit, seolah langsung jatuh berdebam di tanah yang keras. Sementara fans Barcelona yang sudah pasrah, seolah merasa surga pindah ke bumi. Saya memang bukan fans keduanya, tapi saya menjadi saksi euforia salah seorang fans tersebut.

Tapi bukan itu maksud postingan ini. Tapi lihatlah bagaimana reaksi manusia-manusia yang terlibat dalam drama tersebut. Drogba mungkin memang emosi dan mengejar wasit dan melontarkan kata-kata yang pedas padanya seusai pertandingan. Tapi ya itu saja, tidak ada bogem yang melayang atau kaki yang tiba-tiba terangkat. Begitu pula dengan Ballack saat ia memprotes keputusan wasit yang tidak memberikan penalti. Dengan berteriak-teriak penuh emosi, ia mengejar wang wasit. Tapi ya cuma itu saja.

Josep Guardiola, pelatih Barcelona, bahkan menyalami Hiddink saat ia mengira tim-nya sudah kalah. Kalo soal pelatih Chelsea, Guus Hiddink, saya benar-benar menaruh hormat padanya. Ia sama sekali tak terprovokasi dengan tensi panas yang terjadi di dalam lapangan. Ia tetap memasang tampang cool. Tidak ada aksi caci maki atau bahkan tendang-tendangan.

Fans, bagian yang paling rentan, pun bereaksi sama. Mereka memang menangis dan beberapa kali melontarkan hinaan kepada wasit. Tapi ya itu saja, tidak ada batu atau botol minuman yang terbang ke lapangan. Tidak ada yang ngguruduk ke lapangan sambil mempertontonkan jurus karate.

Ah, tampaknya kita masih jauh dari itu. *menghela nafas*