Categories
my life

Me 2.0

Welcome to 2.0 era
Welcome to 2.0 era

Akhirnya berakhir sudah masa ke-remaja-an saya. Secara resmi, tanggal 9 Desember kemarin, saya meninggalkan status saya sebagai teenager. Ya, saya ulang tahun yang ke-20. Sudah kepala dua rupanya 😀

Ada satu keenakan mempunyai hari ulang tahun di bulan terakhir, bahwa saya bisa melakukan “renungan akhir tahun” bersamaan dengan “renungan ulang tahun”. Saya akan sedikit melakukan flash back apa yang terjadi di tahun 2009 sekaligus di “penghujung muda” saya.

2009 adalah tahun tersulit yang pernah saya jalani seumur hidup saya. Terbiasa hidup dalam “ketiak” orang tua tentu memberi banyak perubahan saat saya akhirnya harus terbang dari sarang mereka yang hangat & nyaman. Setahun awal (mid. 2007 – 2008) saya jalani dengan terbata-bata. Uang masih sering habis, sering homesick, hidup semrawut dll. Tapi ternyata itu belum seberapa dengan yang saya alami di 2009. Awal tahun saja saya sudah diuji dengan dibuang menjadi sampah masyarakat (thanks to Mr SHW and his cronies). 4 bulan menjadi pengangguran, kesana kemari mencari pekerjaan, mondar mandir mencari hutang, begadang di warnet mengerjakan freelance kecil-kecilan demi makan besok, ah, sungguh pelajaran kehidupan yang sangat menampar. Untunglah semua itu bisa saya lalui tanpa harus menodongkan tangan saya kepada orang tua. Sudah cukup saya merepotkan mereka.

Pertengahan tahun, Tuhan akhirnya memutuskan untuk tidak memperpanjang status saya sebagai tuna karya. Saya diterima di sebuah perusahaan yang berisi orang-orang yang baik. Bukan perusahaan besar, hanya saja saya kerasan di sana. Suasananya nyaman dan tidak seperti kantor-kantor saya sebelumnya yang kaku dan penuh peraturan ini-itu. Everything seems to be happy ever after after all, sampai pada akhir November ketika Tuhan kembali menjewer saya. Setelah Dia puas mengambil nikmat harta (pekerjaan & penghasilan), kini Dia mengambil nikmat kesehatan. Ya, saya yang sakit ituh. Kembali saya menjadi pesakitan (literally), jangankan kerja, lha wong bangun tidur aja susah. Kali ini saya terpaksa menjilat ludah saya sendiri. Saya menelepon orang tua dan minta bantuan mereka. Terus terang, saya nggak mampu membiayai biaya pengobatan sendiri. Lha wong baru sekali periksa saja sudah habis setengah gaji.

Yah, tampaknya Tuhan memang sedang menggodok saya untuk memasuki kehidupan yang mulai tidak bisa berkompromi lagi. Di penghujung muda saya, Dia memberi pelajaran bahwa hidup tak selamanya selalu menyenangkan, bahwa saya masih harus banyak bersyukur atas apa yang telah saya raih. Seolah Dia sendiri berkata pada saya: “Playing time is over. It’s time to get serious, boy”. Thanks for your nice birthday gift, Dear Lord.

Categories
Blogs

This is My December

Astaga.. tak terasa Desember sudah mendekati ujungnya, dan saya nyaris tidak menyentuh blog ini selama bulan ini… (lirik list Archive). Gara-gara kemalasan itu, saya jadi lupa kalau Desember ini bulan istimewa saya. Ya, selain datangnya hari itu, ternyata pada bulan Desember pula blog saya ini lahir, tepatnya pada tanggal 13 yang lalu. Pada hari itu setahun yang lalu, saya posting untuk pertama kalinya di sini. Dan saya lupa (doh)

Ya sudah, berhubung saya punya perusahaan untuk diurus, saya tidak bisa berlama-lama.. Saya mengucapkan selamat Natal semuanya… :mrgreen: