Categories
Movie

The Dark Knight? Sepi tuh…

Semenjak pindah kembali ke kota kelahiran saya, ada satu hal yang harus saya korbankan, yaitu hobi saya nonton di bioskop. Ya, sungguh berbeda rasanya ketika saya di Jakarta dulu. Satu-satunya hal yang saya harus khawatirkan ketika di sana, hanyalah soal duit. Tapi kalau di sini, ah, sungguh repot. Film paling baru belum tentu akan langsung tersedia di bioskop yang cuma ada 2 yang layak itu. Tahukah Anda? Kungfu Panda pun saya belum nonton, lantaran belum diputar. Belum lagi Wanted, Hancock atau Hellboy 2 nanti. 😥

Memang, Juni kemarin Incredible Hulk diputar hampir bersamaan dengan kota-kota lain, hanya saja waktu itu saya baru saja pindahan, sehingga kondisi ekonomi belum memungkinkan. Ouch. Saya jadinya harus menyeberang ke Surabaya untuk mengejar ketertinggalan saya di dunia perfilman. Halah.

Tapi ada satu keuntungan dalam kondisi seperti itu. Hari Sabtu (19/07) kemarin, ketika Nyonya saya mengajak nonton, saya sebenarnya sudah putus asa ketika membuka situs 21Cineplex. Paling juga film Indonesia yang, kalau tidak “hot” ya serem itu. Tapi alangkah terperanjatnya saya ketika di list paling atas film yang ditayangkan di kota ini, ada titel yang berbunyi “THE DARK KNIGHT” 😯

Kontan saja saya langsung loncat-loncat kegirangan mengiyakan ajakan Nyonya saya. Saya lihat jam pemutaran kedua sekitar pukul 15.15. Sementara jam saat itu menunjukkan waktu pukul 14.45. Nyonya saya mengajak saya cepat-cepat berangkat agar tidak kehabisan tiket, mengingat film itu film baru yang cukup booming di kota-kota lain. Iya juga, batin saya. Tapi entah kenapa, firasat saya mengatakan bahwa saya tidak akan kehabisan tiket meski nanti datang mepet.

Dan benar saja, pukul 15.00 ketika saya membeli tiket, karcisnya masih cukup banyak. Kami yang memesan tiket di barisan F, ternyata merupakan penonton yang duduk paling depan! 😯 . Jadinya yaaa, saya dan nyonya bisa nonton dan lain lain dengan nyaman dan leluasa. :mrgreen:

Entah apa yang salah, padahal film itu begitu bombastis di mana-mana, yang jelas, hal itu menyenangkan bagi saya.. 😛

Categories
Movie

The Dark Knight

The Dark Knight ini adalah film tentang superhero Marvel, Batman. Entah kenapa tidak ada embel-embel nama Batman di judul film tersebut layaknya film-film superhero pada umumnya.

Seperti film-film sebelumnya, tokoh utama film ini adalah Bruce Wayne, milyarder muda asal kota Gotham yang mempunyai kepribadian ganda di kala malam, yaitu sebagai pahlawan berdarah dingin, yang dikenal sebagai Batman.

Para gang boss di Gotham diceritakan risau dengan munculnya seorang “pahlawan” baru di kota Gotham selain Batman, yaitu D.A. (district attorney / jaksa wilayah) Harvey Dent, yang benar-benar serius dalam mengatasi masalah kriminal di kota Gotham. Perampokan yang dilakukan Joker pada bank milik mereka, ternyata mempunyai buntut. Uang “haram” mereka terendus oleh polisi serta Dent. Lau, seorang mafia, menawarkan sebuah solusi untuk membawa uang mereka jauh dari jangkauan hukum Gotham.

Joker, sang perampok, tiba-tiba muncul dan menawarkan cara yang lebih tepat, yaitu dengan membunuh Batman. Meski awalnya dia ditertawakan, para gangster itu akhirnya menyetujuinya seiring diculiknya Lau oleh Batman dari tempat persembunyiannya di Hong Kong.

Di luar dugaan para gangster, Joker ternyata sama sekali tidak tertarik dengan uang. Uang para gangster yang berhasil diselamatkannya justru ia bakar semuanya (wow). Ia ingin lebih dari itu. Ia terobsesi untuk menciptakan kekacauan. Chaos. Berulang kali ia berusaha mempermainkan perasaan para warga Gotham, antara lain dengan mangancam akan terus membunuh sampai Batman membuka topengnya, atau dengan mengadu domba penumpang dua buah kapal agar salah satu dari mereka meledakkan kapal yang lain sebelum penumpang kapal yang lainnya itu meledakkan kapal mereka.

Batman sampai merasa frustasi menghadapi Joker yang begitu licin. Sempat ia tertangkap, tapi ternyata ia sendiri yang merencanakan untuk ditangkap, agar rencananya yang lebih besar dapat terlaksana. Ia bahkan sempat ingin membuka topengnya untuk menghentikan kegilaan Joker, tapi Harvey Dent, sang jaksa wilayah, sudah terlebih dahulu mengaku bahwa dirinya adalah Batman untuk memancing keluar Joker.

Di sisi lain, Dent, sang pahlawan-putih-tanpa-topeng, berhasil diubah menjadi monster oleh Joker. Ia benar-benar merasa depresi lantaran kekasihnya, yang juga mantan kekasih Bruce Wayne, Rachel Dawes, dibunuh oleh Joker. Joker berhasil meyakinkan dirinya bahwa kematian Rachel disebabkan oleh pejabat serta polisi korup yang bersekongkol dengan para gangster. Terbakar dengan rasa dendam, Dent pun berubah menjadi monster Two Face yang memburu orang-orang yang dianggapnya bersalah atas kematian Rachel.

Dalam film ini, Batman tampil dalam sisi tergelapnya. Ia tidak menjadi seperti Superman yang dielu-elukan warga Metropolis. Hal ini cukup kontras dengan film-film sebelumnya, seperti Batman Forever, Batman Returns atau Batman & Robin. Dalam film-film tersebut, Batman hanya digambarkan sebagai sosok yang dingin dan misterius. Tapi dalam film ini, ia benar-benar tampil dalam sosok yang has no limits alias bersedia melakukan apa saja untuk menegakkan keadilan, mulai dari mengatasi para penjahat dengan cara “radikal” sampai dengan menculik mafia yang kabur ke Hong Kong untuk menghindari hukum kota Gotham. “I am whatever Gotham needs me to be”, katanya.

Dan perhatian besar yang lain tertuju pada sosok kriminal Joker. Permainan-permainan jahatnya benar-benar membuat gregetan, lantaran ia selalu bisa membuat kejutan di setiap rencananya. Tingkah laku serta kata-katanya benar-benar mampu membolak-balikkan hati.

Film ini terasa begitu cepat dan menegangkan, seolah tidak memberi sedikit jeda pada para penonton untuk meresapi apa yang sebenarnya terjadi. Hampir setiap detik selalu ada konflik, apalagi dengan aksi Joker yang ugh itu. Perkenalan tokoh pun tidak disajikan secara bertele-tele. Malah bisa dibilang tokoh-tokohnya dikenalkan ketika dalam konflik, tidak seperti tiga film terdahulu Batman yang saya sebutkan di atas, di mana awal dari film selalu bercerita tentang masa lalu para penjahat.

Sayangnya, durasinya yang cukup lama membuat film ini terasa sedikit membosankan. Ya, melihat penjahat selalu menang itu cukup membuat bosan. Tapi secara keseluruhan, film ini menurut saya benar-benar luar biasa!

Rating for this movie: :-bd

Categories
Movie

Iron-Man

Satu lagi keluarga super hero bikinan Marvel diangkat ke layar lebar. Entah, mungkin Hollywood sedang terserang virus komik, atau mungkin para pembuat film tengah ingin bernostalgia dengan masa kecil mereka. Dan biasanya, film-film jenis seperti ini akan sangat “mencengangkan” karena dipenuhi oleh adegan-adegan CGI untuk mem-visualisasikan kemampuan sang super hero yang “di luar kemampuan manusia biasa” itu. Namanya juga super hero…

Nah, sekarang giliran sang Manusia Setrika Besi alias Iron Man yang muncul di bioskop. Well, karena dulu sewaktu saya kecil saya tidak begitu suka dengan tokoh ini, saya jadi kurang ngeh aslinya. Tapi sepertinya sang sutradara juga sudah paham dengan kondisi tersebut, jadinya alur ceritanya dibuat flash back terlebih dahulu, lengkap dengan masa lalu sang tokoh utama.

Jadi ceritanya, Tony Stark (Robert Downey Jr.) seorang jenius yang merupakan ahli waris dari sebuah perusahaan senjata “Stark Industries” milik ayahnya, diculik gerombolan teroris saat dalam perjalanan di Afghanistan. Sang pemimpin gerombolan (Faran Tahir) menginginkan Tony untuk membuatkannya rudal Jericho, yang merupakan rudal paling mutakhir yang diproduksi Stark Industries. Tony terkejut mengetahui bahwa gerombolan teroris tersebut ternyata menggunakan senjata buatan perusahaannya.

Akhirnya diapun menyanggupi keinginan sang teroris. Tapi ternyata, tanpa sepengetahuan sang teroris, dia dan teman sepenjaranya, Yinsen (Shaun Toub) malah membuat sebuah armor perang dari peralatan bekas.

Dan ketika dia akhirnya bebas dan pulang ke Amerika, dia menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan dengan memproduksi senjata. Karena barang buatannya itu justru membunuh orang-orang yang seharusnya dilindungi dengan senjata-senjata itu. Akhirnya dia pun memutuskan untuk menghentikan produksi senjata perusahaannya.

Tapi ternyata niatnya itu terhadang oleh Dewan Direksi yang dibekingi Obadiah Stane (Jeff Bridges). Akhirnya tanpa sepengetahuan siapapun, Tony mengembangkan kembali armor perangnya itu untuk menumpas teroris yang dulu menyekapnya. Tapi dia malah mengetahui sebuah skandal untuk menjatuhkan dirinya. Apa itu? Silakan tonton sendiri sajah 😀

Film ini cukup baik dalam segi cerita, karena orang yang belum pernah tahu Iron Man pun (seperti saya) dapat memahami alurnya. Syarat wajib film super hero alias CGI pun, bisa dikatakan jempolan, hanya saja ada satu kekurangan. Yah, karena sang sutradara harus menjelaskan alur cerita film ini, jadinya film ini kurang dengan adegan pertarungan sang pahlawan dengan musuh-musuhnya. Pergolakannya seringnya hanya pergolakan batin, intrik dan cinta saja.

But overall, with a shocking ending, you won’t be sorry for watching this movie… 😀

Rating: =D>