Hak Cipta atau Hak Atas Kekayaan Intelektual memang tak hanya menjadi milik para pembikin film dan buku saja. Para pembikin piranti lunak komputer sebenarnya juga punya hak atas ciptaan mereka. Bila diperhatikan lebih teliti, jumlah pelanggaran hak cipta pada produk piranti lunak akan jauh lebih banyak daripada ciptaan yang lain. Bentuknya pun beragam, mulai dari pembajakan software yang memiliki lisensi berbayar, sampai dengan penjiplakan source code sebuah program yang kemudian dikomersilkan dengan nama yang lain tanpa penyertaan sumber code yang asli.
Faktor-faktor yang banyak menimbulkan hal tersebut terjadi, biasanya karena software tersebut memiliki keunggulan-keunggulan yang canggih, akan tetapi memasang bandrol yang tinggi untuk dapat menggunakannya, sementara biasanya user yang menggunakannya biasanya berkantong cekak. Akhirnya jalan pintas pun diambil. Dan terjadilah software piracy yang kian marak itu.
Sebenarnya ada satu cara lagi yang sudah ada sebelumnya, dan juga lebih safe. Yaitu penggunaan Free Open Source Software. Tak sedikit pula para pembikin piranti lunak yang memberi label software bikinan mereka sebagai free atau open source alias “milik umum”. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah demi kemajuan produk itu sendiri. Khalayak umum jadi mempunyai hak untuk mengubah source code program dan syukur-syukur memberi tambahan pada produk tersebut. Kalaupun hanya untuk dipakai pun tidak masalah, bukankah tujuan membuat software itu memang untuk dipakai? 😛
Masalahnya adalah, biasanya software semacam ini, bila dibandingkan dengan produk-produk wah yang berbayar, memiliki fitur dan teknologi yang kurang serta tidak terlalu user-friendly. (Ya, maklumlah, namanya juga membuat tanpa bayaran). Sehingga kebanyakan end-user akan lebih memilih software wah tadi, meski lewat jalan yang tidak halal. Tapi sebenarnya bukan pada hal tersebut letak permasalahannya, tetapi pada kemauan untuk belajar. FOSS, juga ikut memberi jalan bagi para developer pemula untuk ikut memberi sumbangsih kepada masyarakat. Daripada mereka menghabiskan waktu membuat program-program cracking, bukankah lebih baik ikut memberi bantuan agar program tersebut lebih friendly dan lengkap?