Hello, Nintendo!

Setelah mendekam sekian lama gara-gara harus mengalami karantina mandiri dikarenakan merebaknya virus Corona, pertahanan diri saya terhadap nafsu belanja nan impulsif akhirnya runtuh.

Iya, saya akhirnya mengakuisisi seperangkat Nintendo Switch, lengkap beserta aksesoris tambahannya.

Bukan, saya bukan membeli Switch karena ikut-ikutan tren game Animal Crossing yang lagi booming itu. Kalaupun saya harus menghabiskan duit untuk beli game semahal itu, saya masih akan lebih memilih game macam Zelda: Breath of the Wild sih.

Alasan pribadi saya sebenarnya justru karena saya tertarik untuk main game-game yang membutuhkan gerakan fisik khas Nintendo sejak era Wii. Game olahraga macam Sports Party ataupun game joget-joget Just Dance lah yang saya install awal-awal. Ya hitung-hitung untuk pengganti olahraga yang jadi tidak bisa dilakukan karena harus mengurung diri di rumah.

Bonus yang lain, di Switch juga ada game Minecraft yang bisa dipakai Arjuna. Selama ini dia harus “pinjam” handphone saya untuk main Minecraft, jadi kalau handphone-nya sedang saya pakai dia hanya bisa gigit jari. Sebenarnya dia pernah saya tawari untuk install di PlayStation 4, cuma sepertinya dia belum terlalu nyaman main menggunakan controller + nonton di layar TV. Nah, dengan portable mode di Switch dia jadi mendapatkan experience yang mirip sewaktu dia main di handphone; bisa main sambil rebahan di lantai.

Kalau ditanya apa bedanya main di PlayStation 4 dengan main di Switch, jawaban saya adalah bahwa PS4 akan tetap menjadi konsol utama saya untuk main game-game “serius”. Switch bagi saya pribadi, dengan pengecualian Breath of the Wild, akan selalu identik dengan game-game fun, casual serta physical yang seru untuk dimainkan bersama-sama. Ditambah lagi fakta bahwa karena Switch ini tidak secara resmi masuk Indonesia, harga game-gamenya bisa dibilang lebih mahal dari PS4.

Jadi, ada saran game yang lucu buat dimainkan di Switch baru saya?