Musim panas hampir berlalu di negara bermusim empat. Liburan sekolah di sana juga hampir berakhir. Daaaan, kita yang Indonesia dengan sukses berhasil melewatkan semua film blockbuster alias film keren yang biasanya membanjiri bioskop di bulan-bulan seperti ini.
Menyebalkan? Memang. Film-film favorit baik yang digemari karena jalan cerita, tokoh, ataupun efek grafisnya harus menunggu entah sampai kapan untuk bisa ditonton. Tapi selalu ada hikmah di balik semua hal. Lumayan lah, bisa nambah tabungan beberapa bulan ini. Biasanya selalu ada duit yang dianggarkan buat nonton.
Bagi sineas dalam negeri, jelas ini merupakan kesempatan yang sangat besar. Pihak bioskop mau tidak mau harus memutar film apapun bahkan seadanya untuk dapat terus menjalankan roda ekonominya. Maka muncullah film-film Indonesia yang berkualitas ala kadarnya ala Nayato yang gantian membanjiri bioskop.
Hal inilah yang lebih menyebalkan. Masak saya harus membayar mahal-mahal untuk sampah-sampah tersebut? Sampah itu ya harusnya dibuang, bukan malah diperjualbelikan secara besar-besaran seperti itu. Kecuali Anda memang juragan barang loak sih..
Nah, di antara semak belukar sampah Nayato yang bertebaran di bioskop-bioskop, muncullah satu film yang menggelitik nafsu nonton saya yang telah lama tidur *halah. Catatan Harian Si Boy. Ya, film yang katanya adalah sekuel dari film berjudul hampir sama di tahun 1987 itu katanya akan mengulangi sukses film pertamanya.
Maka nontonlah saya film tersebut. Adegan pertama? Keren. Adegan balapan malam di jalanan Jakarta ditambah kejar-mengejar dengan polisi tampak cukup meyakinkan. Gerakan-gerakan drift yang dilakukan stunt-driver Rifat Sungkar memang merupakan hal yang jarang dijumpai di film Indonesia.
Tapi setelah itu? Yaaa.. tidak begitu memuaskan. Tokoh-tokohnya tidak didalami dengan serius. Intriknya juga begitu-begitu saja. Adegan balapan keren lagi? Tidak ada. Continuity dari film pertama? Tipis. Bahkan kalau seandainya film tersebut dibuat terpisah tanpa embel-embel Si Boy pun tidak akan ada masalah. Sepertinya kata-kata “Si Boy” di sini hanya dipakai untuk tujuan marketing (dan sayangnya berhasil).
Yang bisa saya nikmati sepanjang film hanyalah kelakar-kelakar dari tokoh Andy, yang merupakan sahabat baik Satrio sang protagonis. That’s all.
Yaaah.. meskipun tidak memuaskan dahaga sinema saya, setidaknya film ini tidak sampai jatuh ke level sampah ala film-film Nayato. Masih okelah kalau saya harus bayar tiket bioskop. Kalau untuk film Nayato sih saya ga mau mbayar, tapi maunya dibayar untuk space yang harus saya sediakan di otak saya demi menampung sampah-sampahnya.
*gambar dari wikipedia*
68 replies on “Catatan Harian Si Boy”
heh, raksido nonton ah sesuk
LikeLike
Itulah knp film Indonesia tdk bisa berkembang di negeri sendiri, sebab penonton menganggap film2 hasil garapan anak negeri dianggap sampah. Kalo aku lebih setuju pemerintah menyetop film impor selamanya biar semua gak nonton film sekalian selamanya. Biar rakyat Indonesia bisa lebih menghargai karya anak negeri
LikeLike
@Best Freeware Info:
Saya tidak mengatakan semua film karya orang Indonesia adalah sampah. Mungkin Anda terlewat, tapi saya bolak balik mengatakan yang sampah itu film-nya Nayato. Pernah dengar namanya? Tau seperti apa filmnya?
Semisal saja pemerintah benar2 menyetop film impor selamanya, kemudian sutradara2 macam Nayato ini bermunculan membuat film-film horor esek-esek yang sekarang lagi banyak beredar. Apa itu yang harus kita hargai?
LikeLike
baca saksama dulu.. sebelum ber komen bro!!!
salam kenal….
LikeLike
KETIGAX GAN!!
LikeLike
*mark as spam*
LikeLike
Kalau film Nayato itu, dibayarin sekalipun saya tak sudi buat nonton.
LikeLike
Film Indonesia biasanya memang jarang yang maksimal, (syukurlah masih ada beberapa yang maksimal)
Maksudnya disini, terkadang ada saja yang timpang, misalnya terakhir saya nonton Serdadu Kumbang. Para pemain saya nilai luar biasa, bahkan sutradara/produser berani membawa Putu Wijaya untuk diadu dengan pendatang baru Yudi Miftahudin.
Akting Putu Wijaya sudah tidak diragukan, dan hebatnya Yudi (Ameng) juga mampu berakting luar biasa. Tapi sayangnya semua itu tidak diiringi dengan kekuatan cerita.
Alur cerita terasa sangat hambar, bahkan saya sendiri tidak bisa menangkap dengan jelas apa pesan dari film tersebut, terlalu ringan, dibandingkan film dengan genre yang sama (Laskar Pelangi).
Nah, Catatan Harian si Boy juga tampaknya terjebak dalam kondisi itu, tidak maksimal.
Baik dari segi pendalaman karakter pemain, maupun sisi cerita.
Saya setuju, yang menarik hanyalah sisi marketing film tersebut, yang mencoba mengangkat suatu memory romansa tahun 80an.
LikeLike
Nayato siapa sih?
LikeLike
Iya saya juga ngga tau siapa dia *penasaran*
btw film Indonesia yg bagus (menurut saya paling ngga) jarang diekspos, model2 emak pengen naik haji sama alangkah lucunya negeri ini
dulu pas booming2nya AADC, genre2 ABG bertebaran di bioskop
skrng kira2 lagi musim apa yak, masa hantu ama porno mulu? 😀
LikeLike
sayang film basi,lebih baik nonton OVJ seger terus
LikeLike
aku manggil kamu.. mas boy…
LikeLike
kalo gitu saya nunggu diputer di tv aja deh,
agak basi-basi dikit juga gak apa-apa 🙂
LikeLike
mas nazieb,,,,
theme smell like facebook yg stable 2.6 link downloadnya broken…..
minta dong mas? krm email ato kabari kalo link downloadnya sudah bsa…
makasih mas 🙂
LikeLike
nunggu di tv aja ah
LikeLike
emang nya tanggal berapa keluar di TV ?
LikeLike
makin marak film indo yg memunculkan adegan vulgar, tapi kenapa film luar koq pajaknya lebih besar ya?
LikeLike
ane setuju sama komennya mas gimly
LikeLike
wedehh kapan nie ya bisa muncul film terbarunya lagi…
nais info Mas
LikeLike
film yang seru, keren ah pokonya mantap deh, tapi sayang saya gak sempet nonton..
LikeLike
. Saya setuju, yang menarik hanyalah sisi marketing film tersebut, yang mencoba mengangkat suatu memory romansa tahun 80an
LikeLike
thanks ya sharing nya,nice post.
LikeLike
Hmm.. masih kerenan si boy yang dulu ah..
jamannya ongky, meriam bellina..
hehe.. mas boy.. pemuda tampan, kaya, sopan, tidak sombong dan religius..
LikeLike
Kreatifitas para pembuat film makin merosot,,,terbukti banyak yang nyontek karya-karya negara lain,,,jadi masih mendingan jaman baheula,,,filmnya norak tapi orisinil…bener gak sih
LikeLike
akh nunggu muncul di tv sajah
LikeLike
sekali-kali film dalam negeri ini, ok juga..
LikeLike
film yang fantastic,,,, lanjutkan sobat saya tunggu update film-film atau movie terbarunya.
LikeLike
terimakasih buat informasinya salam kenal buat semuanya sukses selalu …
di tunggu info selanjutnya sukses selalu ….
di tunggu artikel selanjutnya ..
LikeLike
terimakasih banyak buat informasinya gan , di tunggu postingan selanjutnya sukses selalu salam kenal buat semuanya jangan lupa mampir …
LikeLike
bener sekali gan, akan tetapi film yg buka-bukaan itu banyak yg suka. diantara teman2ku, 90% ngefans sama film semi telanjang.
LikeLike
kayaknya seru itu film jadi penasaran banget kepingin nonton filmnya .
thanks gan informasinya semoga bermanfaat
LikeLike
wah ini film2 jadul bgt..waktu itu juga ad film na lupus..
ane suka nonton waktu kecil..jadi nostalgia nch..
LikeLike
adokkkkkkkkkkkkkkk
LikeLike
jadul nih film
LikeLike
Saya kok belum pernah nonton film catatan si boy yang terbaru ini ya..
patut ditonton nih..
terima kasih infonya
LikeLike
nayato itu siapa ya???
kayanya belum pernah denger d…..
LikeLike
kalau dulu catatan c boy pernah ditonton tuh bagus filmnya…
LikeLike
terimakasih banyak buat informasinya gan , di tunggu postingan selanjutnya sukses selalu salam kenal buat semuanya jangan lupa mampir …
LikeLike
filmnya bagus ne uda pernah nonton….
tapi lebih bagus film yang dulu kayanya ada c emon jadi ada lucu2nya….
hehehhee..
LikeLike
wah filmnya bagus kayanya ne, tapi kenapa selalu dibuat sequel ya kenapa ga ide baru filmnya….hehehehhe….maju terus d buat perfilman indonesia…
LikeLike
daripada nonton film indonesia di bioskop mending tungguin aja nanti juga main di TV….hehehehehe…
LikeLike
daripada nonton film indonesia di bioskop mending tungguin aja nanti juga main di TV….hehehehehe…
LikeLike
wow, mantap… 🙂
LikeLike
Semoga ke depannya Industri perfileman indonesia smakin membaik.. 🙂
LikeLike
rasanya kurang menarik deh ???
LikeLike
jadi inget film versi jadulnya, kaya lebih bagus yg versi jadulnya dech…
LikeLike
filmnya bagus ne uda pernah nonton….
LikeLike
wah kok saya belum pernah nonton ya, padahal nih film keluarnya dah lama banget 😀
LikeLike
Sales Buddy3 for 2, percentage discounts, buy-one-get-one-free? This new iPhone app, selling for $0.99, helps you сaƖсuƖate offers and tells you how good the deals really are. Bra-FitterPriced at $2.99, thе Bra-Fitter comes with measurement guidelines and translates your bra size into аƖƖ international sizing systems. Lustr Fashion FinderThis new shopping guide launched for Independent Retail Week, which ended November 20, gives fashionistas not only what’s in stock in the city’s stores but also nеarbу promotions and fashion events basеԁ on your postal code. 99 or less So, get rid of thе malfunctioning account and add it backwards from scrape.
LikeLike
hmm film lawas..
LikeLike
emon tetap om didi petet baru mantap hahaha
LikeLike
sebuah artikel yang sangat bagus sekali dan memiliki artikel yang sangat menarik sekali..
LikeLike
Pemeran si boy dsni kurang bagus jauh di bawah standar seharusnya jªnģǟn pake judul catatan si boy, buat film ini judulnya yg lain,, Ɣªήğ ada ngerusak catatan si boy Ɣªήğ asli,, onky alexander itu keren gak kaya pemeran dsnii,,
LikeLike
ga pernah nonton film Indonesia
kurang bagus abisnya
kebanyakan alurnya udah kebaca semua
LikeLike
Lagi lagi film Indonesia dengan status “Tak bermutu”. Paling banter cerita tentang cinta dan horor berbau porno. Aneh kenapa kita kalah dalam pembuatan film.
LikeLike