Sudah nonton film Inglorious Basterds? Kalau belum silakan tonton dulu, keren kok. Film karya sutradara Quentin Tarantino ini bercerita tentang Perang Dunia kedua dalam versinya sendiri. Dalam film ini, super villain alias tokoh antagonis utamanya bukanlah si “Jojon” Adolf Hitler, tapi seorang Kolonel (Standartenführer) tinggi di organisasi Schutzstaffel (SS), semacam polisi rahasia Nazi, bernama Hans Landa. Landa adalah seorang pemimpin yang cakap dan ahli strategi. Dialah orang kepercayaan Hitler untuk melakukan pemusnahan bangsa Yahudi sebagai kebijakan anti-semit Nazi. Saking ahlinya dalam menumpas bangsa Yahudi, ia mendapatkan gelar yang sangat dibanggakannya: Jews Hunter alias Pemburu Yahudi.
Meski terlihat sangat loyal di awal-awal cerita film, ternyata Landa membelot saat mendekati akhir cerita. Saat pasukan Basterds menjalankan operasi Kino untuk membunuh semua petinggi Nazi, Landa mengetahui hal itu. Tapi bukannya menangkap para anggota Basterds, Landa malah mengajak berdiskusi Kapten Aldo “the Apache” Rein, pemimpin Basterds. Ia bersedia membiarkan para Basterd melakukan aksinya asal ia mendapat jaminan dari pemerintah Amerika Serikat. Ia “menjual” rekan-rekan dan atasannya demi mendapatkan penghargaan dari tentara Sekutu. Ia meminta pemerintah Amerika Serikat mengakuinya sebagai double-agent dan menganggap semua kejahatannya sebagai “necessary evil” yang harus ia lakukan demi menggulingkan Hitler. Bahkan ia minta sebuah pulau di daerah tropis untuk dijadikan properti pribadinya.
—
Sampai di situ, saya merasa ada sesuatu yang mengganjal. Sebuah deja vu. Saya seperti melihat implementasi nyata adegan di film tersebut di dunia nyata ini. Tepatnya di negara yang saya tinggali saat ini, Indonesia. Saat membaca media-media saya seperti tengah menonton film Inglorious Basterds tadi. Di mana ada adegan seorang perwira tinggi di sebuah institusi hukum “menjual” rekan-rekannya demi mendapat “perlindungan hukum dan politik” dan mungkin untuk menghapus kejahatan masa lalu-nya.
Saat organisasi yang dibelanya selama ini sedang terancam oleh organisasi lain, tiba-tiba dia muncul, bernegosiasi dengan organisasi “lawan” agar mereka bisa menumpas penjahat-penjahat yang ada dalam organisasinya. Hanya satu perbedaannya, dia mengaku bahwa dia “bukan” seorang penjahat, tidak seperti Landa yang mengakui semua kejahatannya. Lucu juga sih kalau si Hans Landa Indonesia ini mengaku lantas minta semuanya disebut sebagai “necessary evil“. Ah, tapi itu kan menurut dia saja, hati orang siapa yang tahu.
Jadi bagaimana nasib Hans Landa Indonesia ini? Apakah dia akan mendapatkan tanda penghargaan karena jasa-nya mengungkapkan borok institusi yang dibelanya selama ini? Atau dia akan ikut tersandung masalah yang dimulainya sendiri? Kita lihat saja nanti. Sebagai perbandingan, di akhir film Inglorious Basterds, Hans Landa masih belum jelas dia dapat pulau pribadi atau tidak. Yang ada dia malah mendapat sayatan berbentuk swastika di dahinya.
31 replies on “Komjen (Pol) Hans Landa”
maukah kamu menorehkan sayatan itu, zieb?
kang sandal punya pisau bagus-bagus 🙂
LikeLike
layoutnya kerennnnn..berasa masuk ke pacebok
LikeLike
thx you are agreat man
LikeLike
[…] This post was mentioned on Twitter by Ainun Nazieb. Ainun Nazieb said: apdet blog: https://nazieb.com/648 […]
LikeLike
saya jarang kalau nonton film beginian.saya lebih suka film mandarin mas.
LikeLike
ini ngomongin pak susno ya ^^! hehehehe
LikeLike
nonton dulu!
LikeLike
wah, resensinya aja menarik, apa lagi filmnya yah… hm…
LikeLike
sumpah ngocol banget ni film.. tapi keren.. gilaaaa… yang konyol tuh pas yang di bioskop.. wkwkkwkkwk..
LikeLike
Udah nonton… parah di jidatnya pake logo swastika nazi menggunakan pisau belati…
LikeLike
swastika di dahinya
LikeLike
wah wah, unik film ini. tapi ya saya tidak begitu mudeng ceritanya. 🙂
memang bener mas, di indonesia tercinta ini banyak orang yang seperti itu, demi keuntungan sendiri, mereka berani memihak kedua belah pihak, berharap kalau satu hancur, dia masih bisa tertawa… 😦
LikeLike
its nice form!
LikeLike
orangnya bertampang dingin dan kejam,hehehe
LikeLike
Kayaknya dua duanya sama2 kalah tuh.
LikeLike
blum pernah nonton filemnya dari sepenggal ceritanya, filmnya pasti mantap.
LikeLike
di indonesia ini memang banyak orang yang seperti itu, demi keuntungan sendiri, mereka berani memihak kedua belah pihak, berharap kalau satu hancur, dia masih bisa tertawa dan dapat untung…..
LikeLike
nice share gan….
LikeLike
hans landa ya, cerita beneran apa fiksi doank tuh gan???
LikeLike
mantap komandan… 🙂
LikeLike
jadi penasaran nih pengen nonton filmnya, seru banget kayanya
heeehe
LikeLike
Baca sinopsisnya jadi pengen nonton.
LikeLike
pempek palembang online
LikeLike
hans landa ya, cerita beneran apa fiksi doank tuh??
LikeLike
sangar ini, udah keliatan dari pemeranya 😀
LikeLike
orangnya sangar.
LikeLike
Saya belum pernah nonton gan filmnya..
tapi sepertinya ceritanya seru..
Terima kasih gan untuk informasinya..
LikeLike
saya sudah pernah menontonnya gan..
tapi menurut saya, filmnya biasa saja dan tidak terlalu menarik..
LikeLike
kalo ada link download nya share ya gan saya mau nonton dong
LikeLike
pempek candy
LikeLike
mantap……..
LikeLike