Categories
Hobbies Movie

Star Trek

Star Trek
Star Trek

Kemarin malam, setelah mendapat bantuan finansial, akhirnya saya menonton film ini. Awalnya saya tidak terlalu tertarik, karena seri Star Trek sendiri masih asing bagi saya. Film dan serial TV-nya sih memang sudah sangat terkenal, tapi entah kenapa saya enggan untuk menelusuri. Tapi yah, gara-gara banyak rekomendasi serta review yang mengatakan bahwa film ini memang bagus, (bahkan Rotten Tomattoes memberikan rating 95%) saya jadi penasaran, seperti apa sih film ini.

* spoiler alert *

Film dimulai saat pesawat Armada Bintang USS Kelvin sedang memeriksa sebuah lubang hitam. Tiba-tiba dari lubang hitam tersebut muncul sebuah pesawat raksasa dan segera menembaki Kelvin. Saat sudah hampir hancur, Nero, seorang bangsa Romulan yang juga kapten pesawat asing tersebut menghubungi Kelvin dan meminta kapten-nya untuk datang ke pesawat dan melakukan perundingan. Sesaat sebelum pergi, Kapten Robau mengangkat perwira utamanya, George Kirk, untuk menjadi kapten dan mengambil alih pesawat. Benar saja, saat melakukan perundingan di pesawat asing tersebut, Nero membunuh Kapten Robau dan memerintahkan anak buahnya untuk mengahancurkan Kelvin. George segera memerintahkan seluruh awak pesawat untuk melakukan evakuasi dengan pesawat sekoci, termasuk istrinya yang akan melahirkan. George sendiri terpaksa tinggal di USS Kelvin dan terus melakukan perlawanan agar pesawat asing tersebut tidak menyerang pesawat sekoci. Pada saat-saat terakhir, saat ia akan menabrakkan USS Kelvin, ia masih berkomunikasi dengan istrinya, yang saat itu sudah melahirkan putranya. George memberinya nama Jim sebelum akhirnya pesawatnya meledak.

25 tahun kemudian, James Tiberius Kirk telah tumbuh dewasa. Ia adalah pemuda yang cerdas, tapi selalu bertingkah ugal-ugalan. Setelah mengalami perkelahian dan mendapat wejangan dari Kapten Pike, Kirk akhirnya bersedia bergabung dengan Akademi Starfleet. Kapten Pike memberinya tantangan untuk menyamai kehebatan ayahnya, yang menjadi kapten selama 12 menit tapi telah menyelamatkan 800 nyawa. Di dalam akademi tersebut, Kirk mengambil tes Kobayashi Maru, sebuah simulasi untuk menyelamatkan sebuah pesawat. Dalam usahanya yang ketiga, Kirk dengan santainya menyelesaikan tes tersebut, sehingga memunculkan kecurigaan dari para pengujinya. Benar saja, Kirk langsung dituduh telah memprogram ulang tes tersebut oleh sang pencipta tes tersebut, Spock. Saat tengah beradu argumen tentang tes tersebut, masuk laporan bahwa di planet Vulcan, kampung halaman Spock telah terjadi sebuah bencana. Komando Starfleet segera memerintahkan bantuan evakuasi ke Vulcan.

Kirk, yang tengah dalam masa skorsing, ternyata tidak disertakan dalam misi tersebut. Tapi dengan bantuan temannya Leonard McCoy, yang memiliki keahlian medis, Kirk dapat menyusup ke dalam pesawat baru Starfleet, USS Enterprise. Saat berada di dalam Enterprise, Kirk menyadari bahwa gejala yang terjadi Vulcan sama dengan gejala yang terjadi saat hari kelahirannya, atau saat pesawat ayahnya diserang dan dihancurkan oleh pesawat asing milik bangsa Romulan. Ia segera memperingatkan kapten USS Enterprise, Kapten Pike untuk menghentikan misi, karena mungkin itu adalah jebakan dari bangsa Romulan. Tapi Kapten Pike, dengan saran logis dari perwira utamanya, Spock, meneruskan misi. Benar saja, setelah melakukan warp, mereka melihat sebuah pesawat raksasa telah menghancurkan pesawat Starfleet yang lain dan sedang mengebor ke dalam planet Vulcan. Narada, pesawat Romulan itu, juga hampir menghancurkan Enterprise ketika kapten Nero memberi perintah untuk berhenti. Ia juga menghubungi Enterprise dan meminta sang kapten untuk datang ke pesawatnya untuk berunding. Sama seperti yang dilakukannya 25 tahun yang lalu.

Kapten Pike, yang menyadari tidak ada pilihan, menyetujui permintaan Nero. Tapi dalam perjalanannya, ia membawa tiga orang perwiranya, Kirk, Sulu & Olson untuk terjun dan menghancurkan bor tersebut. Tapi dalam misi tersebut, Olson mati dan meski berhasil menghentikan proses pengeboran, mesin bor tersebut tidak hancur dan lubang yang dibuat telah sampai ke inti planet Vulcan. Kirk & Sulu, yang berhasil di teleport kembali ke dalam Enterprise, melaporkan bahwa ada sebuah kapsul yang dijatuhkan ke dalam lubang hasil pengeboran. Kapsul tersebut ternyata berisi red matter, sebuah zat yang bila terkena api dalam jumlah sedikit saja, mampu menghasilkan lubang hitam yang dapat menyedot sebuah planet. Menyadari planetnya dalam bahaya, Spock segera teleport ke Vulcan untuk menyelamatkan tetua suku Vulcan serta kedua orang tuanya. Tapi sayang, di tengah usahanya, sang ibu, yang adalah manusia Bumi tidak dapat terselamatkan.

Mendapat pukulan yang sangat keras setelah planetnya hancur serta orang yang paling dikasihinya mati, Kapten Spock yang telah diangkat setelah Kapten Pike disandera para Romulan, tetap dengan logika ala Vulcan-nya memerintahkan Enterprise untuk kembali ke kapal lainnya, setelah mengetahui tujuan Narada selanjutnya adalah Bumi. Kirk, menganggap rencana itu tidak masuk akal, mereka tidak akan sampai tepat waktu sebelum Narada menghancurkan Bumi. Spock tetap pada pendiriannya bahwa mereka membutuhkan bantuan untuk mengalahkan Narada. Setelah berdebat dan sedikit berkelahi, Spock mengeluarkan Kirk dari pesawat dan membuangnya ke sebuah planet bersalju yang terpencil bernama Delta Vega.

Di planet ini, setelah dikejar-kejar monster, tanpa diduga Kirk bertemu dengan Spock dari masa depan. Ia berkata bahwa di masa depan dirinya dan Kirk adalah sahabat, berbeda dengan masa kini, di mana mereka berdua selalu berselisih paham. Spock dari masa depan ini lantas membagi memorinya dengan Kirk, menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Jadi, 129 tahun di masa yang akan datang, Spock yang telah menjadi duta besar Federasi, mendapat tugas untuk menyelamatkan planet Romulan yang terancam terkena imbas supernova. Ia berencana menggunakan red matter untuk menciptakan black hole untuk menghisap supernova tersebut. Tapi sayang, ia terlambat, supernova tersebut telah melahap planet Romulan sebelum black hole ciptaannya menelan supernova tersebut. Awak kapal Narada, yang saat itu adalah sebuah kapal penambang, adalah sisa kaum Romulan terakhir. Kapten kapal tersebut, Nero, menyalahkan Spock atas hancurnya planet Romulan, dan kematian istrinya yang sedang mengandung. Ia lantas memerintahkan awak pesawatnya untuk mengejar Spock. Di tengah-tengah pertempuran, Narada serta kapal Spock tersedot ke dalam lubang hitam yang tadi dibuat oleh Spock. Mereka pun terlempar ke masa lalu yang berbeda. Nero dan awak Narada terlempar ke masa 154 tahun yang lalu dan bertemu USS Kelvin seperti di awal cerita, sementara Spock terlempar ke tahun itu, di mana ia bertemu Kirk.

Nero yang telah menunggu 25 tahun kedatangan Spock, berhasil menangkapnya saat pesawat itu keluar dari lubang hitam. Ia menyita pesawatnya dan cadangan red matter di dalamnya serta membuang Spock ke Delta Vega agar ia bisa menyaksikan bagaimana planetnya akan hancur, dan merasakan apa yang dirasakan oleh Nero. Spock tua memberi tahu Kirk bahwa satu-satunya cara menyelamatkan Bumi adalah dengan merebut kursi kapten dari Spock muda, sehingga Kirk bisa mengejar Narada. Untuk itu, Kirk harus mengguncang emosi Spock muda, karena kapten yang terguncang emosinya harus digantikan oleh perwira utama. Kirk dan Spock tua kemudian mengunjungi stasiun terpencil milik Starfleet di Delta Vega, dan bertemu Scott, “calon” penemu teleport yang lebih canggih. Kirk bersama Scott kemudian kembali ke Enterprise dengan ber-teleport, tapi mereka dianggap sebagai penyusup dan ditangkap oleh Spock. Kirk memanfaatkan momen interogasi tersebut untuk memancaing emosi Spock, dengan mengungkit-ungkit soal kematian ibunya.

Spock yang terpancing emosinya, lantas mengundurkan diri dari posisi kapten dan digantikan oleh Kirk. Kirk segera memerintahkan awak Enterprise untuk mengejar Narada. Setelah bersembunyi di sabuk Saturnus untuk menghindari dideteksi Narada, Kirk bersama Spock, yang telah mereda emosinya dan menjadi baik kepada Kirk, bersama-sama menyusup ke dalam Narada untuk mencuri red matter dan menyelamatkan Kapten Pike. Setelah Spock menemukan pesawat yang memuat red matter, yang sebenarnya adalah pesawat Spock dari masa depan, Kirk berhasil menemukan Kapten Pike setelah hampir terbunuh oleh pasukan Romulan. Sementara itu Spock dengan pesawat barunya berhasil menghancurkan mesin bor yang sudah mulai melubangi bumi. Setelah mendapat kepastian bahwa Kapten Pike telah diselamatkan, Spock berusaha menubrukkan pesawatnya ke Narada, untuk meledakkan sejumlah besar red matter yang ada di dalamnya dan menghancrukan Narada. Mereka semua berhasil diselamatkan oleh sistem teleport terbaru dari Scotty, yang bisa memindahkan dua obyek dari tempat yang berbeda.

Setelah berhasil menghancurkan Narada dan menyelamatkan diri dari supermasive black hole, Kirk kemudian diangkat menjadi Kapten secara resmi oleh Komando Starfleet. Ia kemudian bersama awak-awak Enterprise lainnya, memulai misi mencari kehidupan & dunia asing, where no man has gone before.

*spoiler end* Fyuh.

Film ini memang bagus. Ceritanya yang sebenarnya cukup rumit bisa dipahami dengan jelas. Alurnya juga cukup dinamis, membuat perasaan kita meloncat-loncat. Dari trenyuh, kocak, menegangkan, sampai mengesalkan & gregetan. Masalah sound & animasinya? Jangan tanya lagi. Keren! Seluruh bioskop ikut bergetar saat ledakan terjadi di mana-mana. Eits, tapi.. Saya terlalu over ekspektasi tampaknya. Setelah membaca review-review saya membayangkan sebuah film yang wah. But, c’mon.. Space combat without lightsaber? Where’s the fun? Saya tampaknya terlalu membanding-bandingkan film ini dengan film bersetting luar angkasa yang lain, Star Wars. Dan tampaknya saya masih lebih menyukai Star Wars saga. Belum lagi masalah time paradox yang terjadi setelah perjalanan waktu Spock & Nero. Bikin saya gatel. Tapi mungkin ini akan saya bahas di lain postingan.

Ah, sudahlah.. Jangan pedulikan saya. Film ini keren kok. 7,5 dari 10.

32 replies on “Star Trek”

Leave a reply to Helena Cancel reply