Categories
my life off topic

Catatan Pengangguran

Hampir 2 bulan berlalu semenjak saya kehilangan pekerjaan dengan cara yang sangat tidak mengenakkan yang disebabkan oleh kurang peka-nya perasaan orang-orang kaya pemegang saham terhadap masyarakat kecil seperti saya ini. Hampir 2 bulan pula-lah, saya menjalani hidup sebagai seorang pengangguran. Banyak hal yang terjadi selama itu, selain semakin terbatasnya akses saya menuju dunia maya.

Salah satunya adalah saya semakin hafal dengan acara-acara televisi. Tentu saja, mau bagaimana lagi, tak ada hiburan lain yang bisa diperoleh, sementara uang harus dihemat mengingat sumber penghasilan tetap sudah menghilang. Jadiah saya seharian tidur-tiduran di depan televisi. Hal paling buruk yang terjadi adalah, teman satu kost saya, adalah tipe orang Indonesia banget. Jadi tontonannya ya acara-acara Indonesia, macam sinetron, FTV dan sinema-sinema yang selalu mengangkat cerita-cerita yang mengandung khayalan tingkat tinggi. Dan mau tidak mau, saya juga harus menonton acara-acara tersebut. (doh)

Kemudian adalah bahwa saya semakin rajin ke bioskop. Yah, adakalanya saya merasa jenuh hanya tidur-tiduran di dalam kamar selama sehari penuh. Jadi saya dan kawan-kawan senasib sepenanggungan memutuskan untuk berangkat ke bioskop terdekat mencari sedikit hiburan yang lain. Untungnya kos-kosan saya cukup dekat dengan bioskop yang murah meriah, apalagi mall baru deket kos-kosan juga sudah buka bioskop. yay! Dan karena sangat tidak terbatasnya waktu, dibanding saat masih bekerja dulu, intensitas kunjungan saya juga semakin tinggi. Hampir semua film yang diputar selama bulan Februari sampai dengan pertengahan Maret sudah saya tonton. Eh, bukan semua, hanya hampir seluruhnya adalah film-film luar negeri garapan Hollywood. Entah, saya hanya merasa aneh saja dengan film-film Indonesia. Saya selalu kecewa saat memutuskan untuk menonton film-film Indonesia. Memang ada beberapa film luar juga yang tidak terlalu bagus, tapi entah, somehow saya merasa kalau itu masih mending daripada film-film Indonesia. Jagad X Code dan Kambing Jantan adalah dua film yang saya tonton selama masa nganggur ini. Dan saya tidak bisa merasakan entertainment yang ditawarkan dalam kedua film tersebut. Apalagi Kambing Jantan, saya bener-bener kecewa. Berangkat dengan harapan akan terhibur dengan komedi seperti yang ditawarkan di bukunya, ternyata saya malah mengantuk sepanjang film. Tak ubahnya seperti film-film romantis ala Indonesia pada umumnya. Pacaran, pacaran, marahan, bla bla bla bla bla. Unsur komedi yang ditawarkan juga sangat garing, hanya beberapa saja yang cukup menghibur. Give me my 2 hours back!!

Ah, sudahlah, saya tidak mau mengalami darah tinggi gara-gara mengomentari film tersebut. (Saya ini sudah jadi pengangguran, cing! Ga usah ditambahin lagi penderitaannya!)

Hal selanjutnya yang saya alami adalah penurunan gizi. Yah, namanya juga pengangguran, saat sumber penghasilan tak ada, jadinya ya musti pinter-pinter ngatur duit. Cacing-cacing di perut pun harus dipaksa untuk mengerti kondisi kantong. Sesekali memang, saya dan kawan-kawan nekat makan di restoran enak tempat biasanya kami dulu makan saat masih punya pekerjaan. Tapi ya begitu, 3 hari selanjutnya kembali makan ransum mie instan. Entah apa kata emak saya di kampung nanti, saat tahu anaknya yang pergi merantau ini, yang dulu gagah perkasa tampan rupawan justru kembali dalam kondisi kurus kering tulang belulang.

Lalu salah satu pengalaman yang menarik adalah ketika saya mencari proyek-proyek kecil untuk menyambung hidup. Yah, nasib buruh dengan skill yang nanggung kayak saya ini, dapet proyekan, sudah gajinya kecil, eh si bos-nya ternyata rewel. Walhasil, saya setiap hari harus begadang menemaninya, hanya karena harga paketan di warnet jauh lebih murah saat malam hari. Siklus hidup saya pun berubah drastis. Saya baru tidur sekitar pukul 5 pagi dan bangun pukul 12 siang. Astaga! Saya sampai takut dicap sebagai anak muda yang suka dugem malem-malem, gara-gara ibu kos acapkali memergoki saya baru pulang jam segitu, saat beliau berangkat ke masjid untuk shalat subuh. Lantaran hal ini pula, kesehatan saya merosot drastis. Beberapa kali terserang demam dan influenza (duh, sudah nganggur, penyakitan pula!), saya ngeri mendengar salah seorang teman yang terkena penyakit paru-paru basah lantaran sering keluar malem.

Yah, begitulah, nasib saya selama ini, mungkin saja Tuhan sedang balik mengusili saya lantaran saya dulu sering mengusili Dia. Mohon doanya saja, agar liburan yang amat sangat panjang sekali ini cepat berakhir. Damn! Saya jadi sebal mendengar istilah ‘Everyday is holiday’ atau ‘Long weekend’. This is to loooong! Argh!

52 replies on “Catatan Pengangguran”

saya baru saja lepas dari dua bulan yang menyiksa itu juga 😀
namun, perlu juga kali, bro…untuk mengasah gergaji, bukan menggendutkan perut, memang, hehehe…

Like

ayo semangat !!!
anggap saja dua bulan ini masa kamu untuk berproses mendapat yang lebih baik lagi
oh iya ..
enak dan mudah itu tidak akan berasa lo, kalo kita tidak pernah merasakan yang namanya susah 😛

Like

Semangat bro… , Aku juga pengangguran tapi akhirnya punya penghasilan tanpa bekerja diperusahaan, ya aku mungkin juga korban dari ketidakadilan, keangkuhan, dan kesombongan.
Anda sangat berpotensi, dengan kerja keras pasti anda akan mendapat penghasilan lebih tanpa perlu mengemis-ngemis pekerjaan dari suatu perusahaan. Dengan menganggur kita akan punya banyak waktu luang untuk belajar.

Like

Menganggur memang salah satu ujian sob buat kita, kita harus merubah status nganggur menjadi tidak nganggur, Allah Maha Tahu sob, karena setiap hambaNya yang selalu mengingatNya pasti Allah akan memberikan jalan yang terbaik baginya.. 🙂

Like

Leave a reply to dianapriany Cancel reply