Categories
miscellanous

TransJakarta vs MetroMini / Kopaja

Siapa yang tak kenal TransJakarta? Sistem transportasi umum terobosan Pemda DKI yang memiliki jalur tersendiri (yang kemudian memunculkan kekeliruan penyebutan armada bis ini menjadi Busway) ini seolah sudah menjadi salah satu ciri khas ibukota. “Belum lengkap kalau ke Jakarta tapi tidak ke Monas dan naik Busway”, begitu kelakar yang saya pernah dengar dari seorang teman yang sempat berkunjung ke Jakarta.

Lalu MetroMini dan Kopaja? Bagi yang sudah cukup lama tinggal di Jakarta pasti sudah paham dengan duet maut raja jalanan ini. Bus-bus kota yang “diproduksi” dua perusahaan tersebut memang cukup dikenal dengan tingkah sopirnya yang ugal-ugalan, dan suka berhenti semaunya sendiri, bahkan di tengah jalan.

Membandingkan TransJakarta dengan MetroMini / Kopaja hampir sama seperti membandingkan surga dan neraka. Salah satu pihak adalah sebuah proyek prestise yang mendapat support penuh dari pemerintah, serta identik dengan hal-hal mewah dan fasilitas-fasilitas yang sungguh nyaman. Jalur tersendiri, AC, BBG, halte-halte yang telah diatur sehingga penumpang tidak bisa naik atau turun seenaknya, suara cewek dingin yang menyebutkan pemberhentian selanjutnya serta sopir berdasi dan berkacamata hitam jelas menggambarkan TransJakarta seperti sebuah “kehidupan beradab”. Tak seperti pihak yang lain, yang identik dengan bus kumuh dan kotor, penuh corat-coret, cara mengemudi ugal-ugalan, panas, pengamen, pengemis, tukang minta sumbangan masjid, teriakan kondektur serta ketukan nyaring di kaca jendela. Tampak sangat biadab dan barbar.

Tapi tak selamanya TransJakarta yang modern itu dianggap selalu lebih unggul dengan MetroMini & Kopaja yang primitif. Berikut beberapa review saya tentang TransJakarta dan MetroMini / Kopaja:

– TransJakarta, sebagai anak emas Pemprov, tentu akan berusaha menampakkan wajah baik dan penurut. Lihat saja, mereka selalu mengalah bila ada kendaraan lain melintas di jalurnya. Bus-bus TransJakarta juga hampir tidak pernah terlihat melaju dengan kecepatan tinggi, paling-paling kecepatan standar 60 – 70 kmph. Tapi justru di situ bisa menjadi blunder, mereka akan patuh sepatuhnya pada peraturan, tak peduli apakah sedang macet dan sedang ada penumpang di dalamnya yang sudah deg-degan karena akan tertinggal kereta atau sejenisnya. Ini Jakarta Bung! Jakarta itu keras, hanya yang berani ambil resiko yang bisa mencapai tujuannya dan tepat waktu. Bandingkan dengan MetroMini atau Kopaja itu, yang dengan beraninya menembus kerumunan mobil-mobil pribadi yang ber-merk tapi terlalu pengecut itu. Jakarta tidak akan terlalu macet bagi mereka.

– Pangaturan halte, memang bisa jadi merupakan sebuah solusi ketika transportasi-transportasi primitif selalu dikeluhkan sebab tidak menggunakan halte pinggir jalannya dengan sebaik-baiknya dan malah suka berhenti sewaktu-waktu di sembarang tempat. Tapi lagi-lagi, ini bisa jadi merupakan bumerang, ketika para calon penumpang datang berduyun-duyun ke satu halte dan saling berdesak-desakan seperti sarden. Apalagi di sebagian besar halte masih belum terpasangi sistem AC yang layak. Tidak seperti saat kita hendak naik MetroMini / Kopaja, bisa saja kita menunggu di bawah naungan pohon rindang, tidak terbatas pada satu tempat tertentu.

– Kedua hal di atas, akan semakin diperparah dengan terbatasnya armada bus, terutama untuk koridor-koridor tertentu. Sudah armadanya terbatas, di jalan selalu terhambat kendaraan lain, dengan antrian menumpuk yang tidak hanya ada di halte Anda, bisa dipastikan Anda akan semakin lama tersiksa menunggu bus TransJakarta datang. Berbeda dengan bila Anda menunggu MetroMini / Kopaja, bila Anda merasa penumpang lain terlalu banyak, Anda bisa pindah ke tempat lain, tanpa harus takut dipungut biaya.

Jadi pesan moral postingan ini: “Jangan pernah naik TransJakarta bila Anda sedang terburu-buru”

25 replies on “TransJakarta vs MetroMini / Kopaja”

kelemahan sistem angkutan transjakarta adalah tidak adanya jadwal pasti kapan bus tiba dan berangkat dari satu titik ke titik lainnya. berbeda dengan negara tetangga yang terkenal dengan patung singa bernama Merlion itu, kepastian jadwal datang dan pergi angkutan membuat penduduknya sangat nyaman menggunakan angkutan umum, karena saya tau harus jam berapa menunggu bus saya datang dan apabila saya terlambat, saya tau berapa lama lagi saya harus menunggu bus berikutnya.

yah… semoga hal itu bisa diterapkan disini dalam waktu dekat… hiks..

Like

eeehhhhh ehhhh itu lagi pada ngantriiii gas LPG yaaa…??? ehmm mbentar bentar…. setelah diamatin baek2… dengan cara seksama dan sesingkat2nya… itu orang apa cendolllll?????

*salam kenal….. btw, uaaappiiikkk rek blog’e…*

Like

Trans Jakarta, sering sekali di panggil dengan busway,

saya saja yang orang Surabaya lebih enjoy naik Metromini, masalahnya menantang ketimbang Kopaja..? hah maksudnya..? sama aj dong..? hehe…

kelihatannya Trans Jakarta akan mengalahkan Metromini dan Kopaja…pendapat saya siyh
dengan alasan TJ itu murah dan nyaman, berAC, bisa keliling dengan biaya yang sama, selama masih didalam kotak TJ, betul g..?

Like

My programmer is trying to convince me to move to .net from PHP. I have always disliked the idea because of the costs. But he’s tryiong none the less. I’ve been using Movable-type on a variety of websites for about a year and am anxious about switching to another platform. I have heard very good things about blogengine.net. Is there a way I can import all my wordpress content into it? Any kind of help would be really appreciated!

Like

Kalau di Jakarta, saya lebih suka menggunakan transjakarta gan, karena lebih aman dan ada fasilitas ac nya..
selain itu, ada ruang pemisah antara wanita dan laki-laki..
sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan..

Like

Leave a comment