Categories
Agama & Tuhan

Agama MLM

Di sebuah sore, saat saya bersama beberapa teman sedang hang out di sebuah warung mie ayam, terdengar percakapan dua orang di sebelah kami. Seorang pria dan wanita. Si pria, yang mengenakan baju rapi dan necis, tampak tengah menjelaskan sesuatu dengan serius kepada si wanita. Iseng-iseng, saya pun mencuri dengar.

“Kalau ibu bisa menjual barang kita sejumlah 10 buah dalam bulan ini, maka keuntungannya adalah 5 juta. Kalau setahun? Maka totalnya adalah 60 juta”, kira-kira seperti itu kata si pria.

Si ibu, tampak begitu antusias mendengar penjelasan si pria. Dan tampaknya sadar akan ketertarikan si wanita, si pria pun menjelaskan lebih serius, dengan menggunakan angka-angka fantastis yang bisa diraih si wanita bila mau bergabung dengannya. Ya, saya baru sadar, kalau si pria sedang mempromosikan program MLM.

Saya jadi agak geli mendengar penjelasan si pria kepada calon korban downline-nya itu. Keuntungan dan kemudahan yang ditawarkan terdengar terlalu berlebihan. Tapi saya juga agak terkejut melihat si ibu yang malah tampak sangat antusias. Kenapa dia tidak bertanya kepada sang pria “Pak, kalau memang benar keuntungannya segitu, dan bapak memang sudah lama ikut program ini, kok kita makannya di warung mie ayam? Bukannya di restoran yang mewah?” :-j

Tapi bukan itu inti tulisan saya ini. Saat mendengar si pria memberikan tawaran-tawaran keuntungan dan kemudahan, tiba-tiba saya teringat kepada seorang juru dakwah yang pernah saya dengarkan ceramahnya. Ya, mirip sekali dengan si pria MLM tadi. Begitu menggebu-gebu menjelaskan tentang nikmat-nikmat surga termasuk bidadari-bidadarinya yang selalu perawan yang akan didapatka bila para pendengarnya mau melakukan sebuah ibadah atau kebaikan. Dan, ekspresi antusias yang saya lihat dari si ibu calon downline itu, ternyata juga sama dengan ekspresi yang dikeluarkan beberapa pendengar juru dakwah tersebut terutama yang laki-laki.

Ya, tampaknya para pendengar tersebut tergiur dengan imbalan yang akan diberikan Tuhan bila ia mau melakukan ibadah. Padahal menurut saya, bukan begitu seharusnya tujuan dari beribadah atau berbuat baik. Malah, seharusnya kita mencontoh apa yang dikatakan oleh seorang atheis (saya lupa siapa) dalam tulisannya yang saya baca sekitar 2 tahun yang lalu. Kira-kira begini tulisannya.

Di pagi hari saat pertama kali saya menyatakan bahwa saya atheis, saya benar-benar merasa sangat lega. Bebas. Tak ada ancaman neraka yang menghantui saya saat saya dihadapkan pada hal yang tidak baik. Tidak ada pula iming-iming surga yang harus saya raih saat saya akan berbuat baik. Saya berbuat baik karena memang itu baik. Dan saya tidak berbuat buruk karena memang itu buruk.

Jadi, masih menurut saya, jangan mengambil reward & punishment yang akan diberikan sebagai landasan dalam berbuat. Tapi ambillah alasan kenapa hal tersebut dianggap baik atau buruk sebagai landasan. Misalnya, Anda tidak minum alkohol bukan karena takut nanti isi perut Anda dikeluarkan di neraka, tapi lebih karena alkohol memang tidak baik untuk kesehatan. Anda beramal sedekah, karena memang Anda yakin sedekah Anda akan membantu memberantas kemiskinan, bukan karena ingin membooking tempat di surga.

Sebab jika kita hanya berlandaskan masalah ganjaran yang akan diterima, dikhawatirkan kita akan membabi buta dalam menjalankan atau menjauhi hal tersebut. Dalam skala kecil, ambillah masalah sedekah. Jika kita bersedekah dengan mengharap surga, maka segala macam kotak amal akan kita isi, entah fiktif atau bukan. Semua tangan yang menengadah akan kita jejali uang, tanpa peduli akan jadi apa nantinya uang itu, dengan dalih pembenaran “Yang penting niatnya™”. Dalam skala yang ekstrim, saya ambil contoh tentang masalah jihad dan teroris. Seseorang akan dengan mantapnya meledakkan dirinya di tengah kerumunan dengan harapan bahwa dia akan langsung di-teleport menuju surga. Mengenai siapa yang jadi korban, itu tidak jadi masalah, pokoknya dia telah berjihad. Lha?

Yak, mirip dengan para downliner MLM, yang dengan membabi buta memasarkan produk yang harus dijualnya, tak peduli apakah produk tersebut memang baik atau tidak. Pokoknya dia harus berhasil menjual dan mendapat insentif.

Ah, sudahlah, saya tidak mau dituduh menyama-nyamakan dua hal yang sebenarnya tidak berhubungan. Takutnya ada pihak-pihak yang masygul 😛

51 replies on “Agama MLM”

Ya. Jangan pernah melakukan sesuatu hal baik hanya karena ingin dapat reward, tapi berbuat baiklah karena memang itu panggilan dari hati.
Jarang ada yg sadar kaya gini, dimana2 org sibuk bicara ttg agama & merasa paling pinter soal agama, buntut2nya menilai orang lain, pdhl dia tdk sadar bahwa dia jg cuma manusia.
**cape de…

zee’s last post: Si Babysitter Gorilla

Like

Agama adalah sebagai keyakinan, sangat tidak bisa diberikan penalaran logis, banyak contoh yang mencoba berpikir dengan logis berargumentasi tentang agama, dan mereka selalu saja tidak menemukan titik sepakat….

Semua pihak ada gunanya koq…contoh paling gampang, darimana situ tau..kalo minum alkohol itu merusak badan? Siapa penceramah yang anda dengar?

So..semuanya punya porsi masing-masing..kecuali porsi mie ayam yang dimakan sama si tukang MLM itu..kekekekeke

Rio’s last post: MUAK!

Like

@pak sawali: kira-kira begitu, pak.. 😀
@dana: he? kok bisa hubungannya sama penjual gas?
@edy: saya lupa, om.. pokoknya saya baca di Y! Answer.. 😀
@zee: err.. sampeyan juga jangan menilai orang-orang yang suka menilai itu juga lho.. ;))
@Rindu: terima kasih… 🙂
@Raffael: good question.. sudah tahu jawabannya?
@itikkecil: oiatentusaja… kalau Tuhannya saya sih ambil enaknya aja, mbak B-)
@betet:
@abeeayang: 😀
@Chic: saya ini uda bikin agama sendiri.. mau gabung?
@kyai slamet: dasar kyai gemblung… [-(
@dikma: agama mana yang banyak itu?
@Rau: 🙂
@Rio: maaf mas, yang saya persoalkan di sini bukan masalah penalaran agama dengan logika. Tapi bagaimana Anda menjalankan keyakinan agama Anda bukan karena iming-iming reward yang diberikan. Setahu saya, dalam sebuah agama juga disebutkan, bahwa orang beribadah itu seharusnya mengharap ridho Tuhan, bukannya mengharap pahala ataupun surga.. 🙂

Like

Hmm… jadi ingat salah satu MLM yang pernah ditawarkan ke saya mas. MLM itu ditentang dengan adanya e-book yang dbuat sekumpulan orang yang kritis. Saya sich sejak awal menentang karena alasan lain..

Masalah agama.. ah, saya ada setujunya dengan sampeyan. Tapi ada yang berbeda. Tidak masalah.. toch persepsi orang beda-beda. Tinggal masalah menyikapinya.

Sedekah… itu dia. Sekarang sudah lembaga yang mengurus sedekah agar bisa menjadi “pancing”, bukan sekedar ikan yang diberi. Itu lebih baik, karena hasilnya akan nyata…

Like

zib, gua ada MLM baru nih gampang banget ga perlu nyari donlen, donlen bakal dateng sendiri wah pokoke menjanjikan lah. Kapan nih kita ketemu buat prospek kedepan?? 😆

*ditimpuk shampo amway

Like

beginilah jadinya kalo orang bodoh berbicara, salah tapi ga ngerti kalo salah, seandainya dinasehati pasti jawabnya….????dasar atheis…. nazieb kamu tu perlu belajar dulu soal agama biar mulutmu ga busk baunya, boleh tahu ga kamu tu muslim apa penyembah patung? jangan2 penyembah memek lagi wkk..wkkkk dasar nazieb

Like

@arya: Terima kasih sudah mengingatkan saya..

Err.. Mulut saya bau busuk? Ow, jadi mengata-ngatai orang sebagai penyembah (maaf) memek itu bukan hal yang busuk ya? Maaf, saya baru mengerti..

Like

dikatakan penyembah memek memang karena mulut kamu seperti penyembah memek tapi lebih bagus mereka kerna kadang ga bawa agama dari pada kamu punya agama tapi yachhhh tolol…tolol..yahc emang bocah tolol kerjaan ngocok kontol… sebenarnya kamu tu dari agama apa sih? apa benar kamu beragama NAZIEB…..eh NAJEB eh NASEB

Like

@arya yang budiman:

Sepertinya Anda memang tidak menginginkan sebuah dialog yang menggunakan akal sehat.

Jika Anda memang tidak setuju dengan postingan saya, silakan katakan poin mana yang tidak Anda setujui dan mari kita bahas bersama dengan kepala dingin & kata-kata yang sopan.

Tapi dari cara Anda menulis komentar, (maaf) tampak sekali tingkat kecerdasan dan pemahaman Anda. Dan dari kata-kata Anda, (sekali lagi maaf) Anda juga tidak tampak seperti orang yang beragama, lantas kenapa Anda harus tersinggung jika saya membuat postingan tentang agama jika Anda sendiri tidak beragama?

Sudahlah, toh Anda mungkin tidak akan memahami apa yang saya tulis barusan. Kata-katai saja saya jika Anda merasa itu adalah cara yang paling tepat membela agama Anda (jika Anda memang beragama)

Like

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Sumber ilmu seorang muslim adalah Al Qur’an dan Sunnah dg pemahaman yg benar.
Kita wajib takut neraka dan ingin masuk surga karena Rasulullah saja selalu berdoa sebelum salam dg Doa2 berikut :
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” (HR. Al-Bukhari 2/102 dan Muslim 1/412)
Apakah kita tidak takut neraka ?
“Ya Allah! Sesungguhnya aku mohon kepadaMu, agar dimasukkan ke Surga dan aku berlindung kepadaMu dari Neraka.”
(HR. Abu Dawud dan lihat di Shahih Ibnu Majah 2/328)
Dua doa itu adalah Shohih dari Rasulullah, dan dibaca sebelum salam ketika Sholat,
Pertanyaan apakah kita lebih beriman dan mempunya amal sholeh lebih dari Rasulullah ? sehingga kita tidak takut pada Neraka dan mengharap surga Allah, Semoga Allah memudahkan kita dalam memahaminya

Like

@Abu Farhan: terima kasih atas komentarnya yang mencerahkan. Tentu saja kita harus takut dengan neraka & mengharapkan surga.

Tapi apa yang saya maksud dalam postingan di atas adalah jangan melakukan segala-galanya hanya demi menghindari neraka & menginginkan surga.

Dikhawatirkan banyak yang akan melakukan segala cara, bahkan mungkin bisa menyinggung pihak-pihak lain yang bisa mengurangi nilai perbuatan itu sendiri.

Like

@Abu Farhan: oh ya, saya juga tidak menuduh Islam sebagai agama teroris, hanya saja masih banyak orang Islam yang berusaha melakukan tindakan-tindakan kekerasan untuk “menegakkan ajaran agama”, sehingga image yang beredar adalah bahwa Islam itu identik dengan kekerasan.

Like

Allah subhanallah wataala memuji para Nabi yang mereka itu berdo’a untuk mendapatkan surga Allah dan takut dengan neraka-Nya. Allah subhanallah wataala berfirman :
“Sesungguhnya mereka adalah orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan kebaikan dan mereka berdo’a kepada Kami dengan harap dan cemas.” (Al-Ambiyaa’:90)
Maksudnya, mereka sangat berharap dengan surga Allah dan takut pada siksa (neraka) Allah. Allah menerangkan kepada Rasul-Nya :
“Katakanlah : Sesungguhnya aku takut akan azab yang besar (hari kiamat) jika kamu mendurhakai Tuhan-ku.” (Al-An’am : 15)

Beramal juga berharap agar amal tersebut diterima Allah :
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka” (Al Mu’minun : 60). Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa di antara sifat-sifat orang mukmin adalah mereka yang memberikan suatu pemberian, namun mereka takut akan tidak diterimanya amal perbuatan mereka tersebut ( Tafsir Ibnu Katsir ).

Like

Ketahuilah, bahwa ibadah seorang hamba harus dibangun oleh tiga pilar, dan ketiganya harus terkumpul seluruhnya dalam setiap muslim. Ibadah seseorang tidaklah akan benar dan sempurna kecuali dengan adanya pilar-pilar tersebut. Bahkan sebagian ulama mengatakannya sebagai ‘rukun ibadah’.
Tiga hal itu adalah “cinta, takut dan harap”.

Cinta :
Apakah kita Cinta kepada Allah ?, pernyataan tanpa bukti tidaklah bermanfaat. Alloh tidak membutuhkan pernyataan belaka, Dia menginginkan agar kita membuktikan pernyataan kita “Aku cinta Alloh”. Oleh karena itulah, Alloh menguji setiap muslim dalam firman-Nya, “Katakanlah (wahai muhammad): Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imran: 31). Ya, bukti kecintaan kita kepada Alloh adalah dengan mengikuti Rasululloh dalam segala hal. Dalam beribadah, beramal dan bermuamalah.

Takut:
Dimana dengan adanya rasa takut, seorang hamba akan termotivasi untuk rajin mencari ilmu dan beribadah kepada Alloh semata agar bebas dari murka dan adzab-Nya. Selain itu, rasa takut inilah yang juga dapat mencegah keinginan seseorang untuk berbuat maksiat. Alloh berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat.” (Al Anbiya: 49)

Harap :
Rasa harap yang dimaksud adalah antara lain harapan akan diterimanya amal kita, harapan akan dimasukkan surga, harapan untuk berjumpa dengan Alloh, harapan akan diampuni dosa, harapan untuk dijauhkan dari neraka, harapan diberikan kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat dan lain sebagainya. Rasa harap inilah yang dapat mendorong seseorang untuk tetap terus berusaha untuk taat, meskipun sesekali dia terjatuh ke dalam kemaksiatan namun dia tidak putus asa untuk terus berusaha sekuat tenaga untuk menjadi hamba yang taat
“Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az Zumar: 53)

Like

hahaha…
penghayatan orang ateis itu sepertinya lebih dalam tentang kehidupan ya 🙂
andai sj semua orang beragama melakukan sesuatu karena ikhlas, bukan karena surga dan neraka, tapi pikiran karena surga dan neraka itu juga tidak masalah asal tidak merugikan orang lain 🙂

Like

Building iPhone apps is not only fun but also rewarding. Every software developer must learn the steps to build successfu&#406 iPhone apps because these mobile applications are very popul&#1072r among individuals as well as enterprises. In fact, iOS is one of the highest used mobile app development platforms. All developers who own &#1072 Mac computer, can know more about the fundamentals of app building on the iPhone platform from the detailed discussion below. The best practices, major concepts, and tools required for getting started with the iPhone platform are also listed below. So if you are appearing at doubling up your money.

Like

Leave a comment