Tak terasa sudah sebulan saya kembali pulang ke tanah kelahiran saya. Kembali bergumul dengan hawa dinginnya yang membuat saya kembali jarang mandi, kabut di pagi harinya dan segala kehidupan rural-nya. Ah, ya.. saya seperti kembali ke jaman saya muda kecil dulu. Dimana hidup dimulai dengan gedoran mama tercinta di pintu kamar, kucuran air dingin yang menusuk ke dalam tulang, membuyarkan sisa mimpi yang bergelayut di ujung pelipis mata, dan berangkat ke masjid kala subuh sembari gemetaran menahan dingin. makanya saya jarang mandi.. *ngeyel
Ada setitik rindu pada tanah yang saya tinggalkan di ujung sana. Bagaimanapun, di sanalah saya memulai sebuah episode baru kehidupan saya sebagai pribadi independen yang sudah tidak lagi numpang makan dan tidur di rumah orang yang dulu melahirkan saya. Serta di sanalah saya mulai mengenal dunia blog yang laknat ini.
Tapi ada satu hal yang saya kecewakan dari tempat ini. Kota kecil ini menggeliat dan membengkak, mencoba menjadi tempat yang saya tinggalkan dulu. Ya ya, perkembangan jaman, modernisasi segala sesuatunya itu. Pohon-pohon besar di kedua tepi jalan, yang ujung dahannya saling berkait membentuk terowongan hijau, yang memberi sedikit angin segar dan lindungan dari matahari bagi pemakai jalan kala melintasinya itu, sudah tiada. Diganti batang-batang besi dan beton yang ditanam menghujam tanah dengan biadab dengan nama “kemajuan”. Lapangan rumput dan sawah tempat berbagai makhluk hidup mencari kehidupan, kini sudah ditumbuhi tanaman-tanaman yang bewarna-warni, namun keras dan sama sekali tak sejuk, bernama RUKO!
Ahaha, ya, benar kata seorang teman, kota ini memang sudah selayaknya mendapat gelar baru setelah Makobu (Malang Kota Bunga), yaitu Makoko (Malang Kota Ruko) ;)) Entah apa yang dipikirkan orang-orang di balai kota sana. Tampaknya sih, semakin bingung mengurusi pilkada yang makin dekat. Ya, ya, mereka mungkin sama sekali tidak pernah merasakan kehidupan jelata seperti saya, di mana alam-lah yang menjadi teman bermain masa kecilnya. Mungkin mereka selalu hidup dengan gaya metropolis dan segala ke-perlente-annya, sehingga mereka berusaha menyulap tempat ini seperti kota-kota impian mereka.
Ah, sudahlah, saya ndak punya hak untuk menyalahkan pemerintah. Sebab saya tidak ikut andil dan tidak akan pernah, mungkin memberi kesempatan pada orang-orang itu duduk di pusat pemerintahan. Saya hanya curhat soal kerinduan saya pada sejuknya masa kecil saya dulu. Jangan sampai saya merasa seperti tamu di rumah saya sendiri, di mana saya tidak akan tahu bedanya tempat ini dengan neraka di ujung sana.
Baiklah, saya mau bergumul dengan udara dingin lagi biar ada alasan untuk tidak mandi, sekedar memecah kantuk yang mulai semakin berat ini.
22 replies on “Home Shit Home”
Opo iki??
LikeLike
kota Malang yang nyaman itu terakhir kali gw rasakan setelah lulus SMP, sebelum pindah ke Bandung. Setelah pindah ke Bandung, setiap liburan ke Malang perasaan di kota ini makin banyak pohon yang sengaja ditumbangkan. Pemda sepertinya ingin menggalakkan perkebunan ruko yang akhirnya kemudian tampak over supply soalnya di daerah tempat tinggal gw banyak ruko yang terlantar tuh.. Jadi Malang yang nyaman itu gw rasakan terakhir kali sekitar 10 tahun yang lalu. π
LikeLike
Bukan cuma di Malang. Di sini juga Ruko mulai banyak, sayangnya banyak yang terlantar dan akhirnya jadi sarang burung walet saja.
itikkecil’s last blog post..Pertanyaan hari ini
LikeLike
kopdar… kopdar…
edy’s last blog post..Konspirasi Genta Emas Level IX
LikeLike
Sama… Di kampung halamanku sono juga banyak banget ruko. Asal bangun doank terus ditelantarkan. Ngabis-ngabisin lahan aja. Huhhh…
LikeLike
lumayan kan buat ajang kopdar
π
sluman slumun slamet’s last blog post..Final Fight dan Street Fighter, nostalgia masa SDβ¦
LikeLike
paragraf pertama itu pembenaran diri untuk jarang mandinya yah…
puputs’s last blog post..Bakso Moncrot yang kurang Crot
LikeLike
Mangkanya sayah malles pulang kampung, Zieb…
Sayah sering merasa asing di tanah kelahiranku sendiri….
π
Mbelgedez’s last blog post..2 X 24 JAM SAJAβ¦
LikeLike
sungguh malang kota itu, semalang namanya he he he
kang gery’s last blog post..Langkah ke-2 : Bikin 10-15 Blog anda dalam satu Network
LikeLike
Malang kota ruko, julukan yg sangat tepat…
LikeLike
awasi gerakan RUKO MASUK KOTA π segera π
Jauhari’s last blog post..Bonus Barang Bagus Ala Al Amin
LikeLike
salam kenal sumuane kopdar aku di ajak ya
Ronggo’s last blog post..Baru ABG Jakarta Gaet Lelaki
LikeLike
belum pernah ke Malang
*malang bener ya gw ini*
Aji’s last blog post..Virus Itu Bernama MALAS NGE-BLOG
LikeLike
wah malang bukan kota Ruko juga mas … sepertinya .. kalo saya lihat dari kacamata saya *cieee* .. hehehe malang bisa seperti bandung (daerah dingin dan berbunga dan berdistro), bisa juga seperti jogja (dgn banyaknya mahasiswanya), n’ kena efek mode surabaya .. seperti dugem dll .. π¦ .. yah malang .. π¦
tintin’s last blog post..CEO and Directors Recruiter
LikeLike
yaa pantesan aja pas kmrn ke malang, kok suasananya tidak seperti harapanku..padahal katanya kota yang sejuk.
lebih nyaman di batu ya…
Faniez’s last blog post..City Daily Photos
LikeLike
nyaman ya? gak pernah
nrl’s last blog post..The rambut manggis separuh
LikeLike
perlahan-lahan malang akan mengikuti jejak mr. J π
waterbomm’s last blog post..Picture from Bandung (12 – 13 July 2008)
LikeLike
Yup…Malang sempet bikin kecewa saat aq kembali ke kota ini…pohon pengganti yang ditanem buwat ganti pohon2 guede2 yg sudah ditumbangkan sekarang masih “bayi2” (kayaknya masih butuh 50-100 tahun lagi bwt nyamain pohon2 sebelumnya)
suhu udara juga udah meningkat
tapi masih alhmadulillah kalo pergi ke kota lain (Jakarta, Surabaya, Jogja, Semarang, Solo bahkan Bogor n Bandung sekalipun) ternyata Malang masih relatif adem n rindang…semoga minimalnya bisa kembali seperti dulu
LikeLike
kesejukan kota malang memang terkenal. tapi dibalik itu ada segelintir oknum yg memanfatkan kesempatan dengan memberikan tempat bagi infestor untuk menggarap lahan produktif untuk dijadikan bangunan permanen.
LikeLike
kembali kekampunh halaman setelah beberapa tahun ditinggalkan ternyata banyak membawa perubahan…
LikeLike
judulnya gak salah tuh , home sweet home
kita perlu pemimpin yang mengerti tentang lingkungan
perlunya keseimbangan antara arus moderenisasi dan bumi perlu hijau
LikeLike
pernah 10th d mlg….sejuuuk
LikeLike