Agama & Tuhan budaya

Executive Musholla

Satu hal yang menarik perhatian saya dari kopdark kemaren, selaen blackout, ayam goreng gratis dari mbak Hanna =P~ serta cappucino seharga sekian sekian ribu rupiah itu, yaitu adalah fasilitas musholla yang ada di Senayan City. Mushollanya cukup “diperhatikan”, setidaknya itulah pandangan saya dengan perbandingan tiga gedung besar lain yang pernah saya masuki.

Sebelumnya saya pernah ke Gedung BEJ untuk sebuah acara. Busyet, mushollanya ada jauh di bawah tanah, itupun masih mbulet dulu di labirin bawah tanah BEJ ituh. Cukup luas sih.. tapi hampir separuh dari tempat sholat itu dipenuhi tubuh-tubuh bergelimpangan terkena virus hypersomnia alias ngantuk berat (:| Tempat wudhu-nya juga kurang begitu nyaman, tidak ada sandal / klompen yang tersedia, padahal mushollanya terpisah dengan mushollanya sendiri.

Saya juga pernah ke JCC untuk sebuah acara yang lain. Mushollanya, well memang cukup tertata, tapi sayang, ukurannya cukup sempit. Tidak tersedia juga tempat wudhu yang bener-bener untuk wudhu, tapi malah jadi satu dengan toilet yang cukup berjarak jauh dari tempat musholla. Keamanannya juga kurang. Pas saya sholat itu, ada seorang peserta acara yang kehilangan laptop. Nah lho.. [-(

Yang ketiga adalah pada saat saya menghadiri seminar di Shangri-La Hotel. Busyet, yang ini kompleks. Sudah tempatnya di LG jadi satu dengan parkiran, tempatnya sempit pula, dan tak ada pemisahan laki-laki & perempuan. Tempat wudhu-nya memang jadi satu sehingga tidak perlu pakai sandal lagi, tapi ya gitu, musti antri panjang dulu kalo mau sholat. ~X(

Tapi kemaren pas di Senayan City, umat muslim yang ingin menunaikan sholat rupanya sedikit dimanjakan. Tempatnya tidak jauh dari tempat keramaian, meski di LG. Ada ruangan sendiri untuk male & female (bayut tidak tersedia! [-X ) dan sebelum masuk terdapat semacam ruang tunggu dengan kursi panjang serta ada tempat penitipan sepatu / sandal yang dijaga beberapa orang. Si samping pintu masuk, terdapatlah tempat wudhu yang tampak tertata seperti tempat wudhu pada masjid-masjid pada umumnya. Airnya juga cukup lancar. Ada tempat buang air kecilnya juga lho. Setelah wudhu, kita bisa langsung meluncur menuju tempat sholat yang cukup luas dan tidak dijadikan tempat tidur 😀 Tempatnya juga nyaman dan sepi.

Dan tahukah Anda, bahwa di penujuk arah menuju musholla ini diberi tulisan “Executive Musholla”. Kang Herry sempat bercanda kepada saya, “Wah, kalo sholat di sini pahala-nya lebih banyak nih, eksekutif soalnya”. “Iya, soalnya akses langsung ke Tuhan, mungkin Kang”, jawab saya ;))

32 replies on “Executive Musholla”

menarik mas, ketika sampeyan mengurai tentang musholla ini, pengalaman saya di dunia rimba jakarta ini selama 7 tahun lebih, di mal2 musholla-nya kebanyakan di LG atau di tempat parkir, saya kadang agak ngeri juga untuk sholat di situ, takut tiba2 bangunanya rubuh dan atapnya menimpa kepala atau tiba2 disruduk mobil yang liwat, cukup aneh di republik yang mayoritas muslim ini.

Share this:

Related

32 replies on “Executive Musholla”

Leave a reply to Halo Muda Cancel reply