Categories
politic

Osama vs (feat?) Bush

Alkisah, di sebuah planet di dunia yang lain, bernama Planazieb dimana kondisinya hampir sama dengan Bumi kita ini, kecuali agama-agamanya, dimana di sana tidak ada Islam, Kristen, Yahudi de el el, tapi yang ada adalah agama-agama bernama Naziebiyah, dengan Nazieb sebagai Tuhannya, Naztian, dengan Naz al-Ieb sebagai Tuhannya, dan Junhaziebm dengan Jenozaib sebagai dewanya. Tapi banyak juga yang atheis tak mengakui adanya Tuhan yang menciptakan mereka.

Di bagian paling barat planet itu, terdapat sebuah negara bernama A-Merica yang merupakan pengekspor lada terbesar di planet itu. Mereka menguasai seluruh pasar lada di planet. Lada adalah bahan makan paling pokok di planet itu. Dan dengan lada-ladanya, A-Merica berhasil menundukkan seluruh dunia di bawah kakinya.

Dan di negeri itu, sekarang tengah berkuasa seorang tiran bernama Joss F**ker Buzz. Dia merupakan pemimpin yang haus kekuasaan, dan dia ingin menaklukkan seluruh Planazieb. Tapi dia mendapat halangan dari bangsa-bangsa gurun yang mayoritas beragama Naziebiyah. Negara-negara itu mengancam akan menghentikan ekspor pasir mereka ke A-Merica jika A-Merica mengusik kedamaian mereka. FYI pasir merupakan bahan utama yang diperlukan untuk mengolah lada menjadi bahan pangan. Tentu saja Buzz mencak-mencak mendengar hal itu. Dia sudah geram ingin segera me-nuklir negri-negri itu hingga rata dengan tanah, tapi para penasihatnya mengatakan hal itu akan merusak reputasi mereka sebagai “Penegak Kedamaian Dunia”. Setelah bermeditasi tujuh hari tujuh malam, akhirnya ia ingat dengan teman main kelerengnya pas kecil dulu. Temannya ini merupakan seorang keturunan negri gurun dan bergama Naziebiyah, tapi nyaris ndak pernah nglakuin ajaran agamanya. Temannya itu bernama Ughsama Ibn Aladdin.

Sebuah pikiran maha-licik melintas di pikirannya yang sudah sangat licik itu. Dia menemukan cara bagaimana untuk menghancurkan negri-negri gurun itu tanpa merusak reputasi negaranya yang “Cinta Damai” itu. Segera dia SMS ke temannya itu. Setelah susah payah mencari nomer HP temennya yang suka ganti-ganti kartu buat cari tarif yang murah itu, akhirnya sampailah pesannya:

“Bro, ketemuan di cafe depan Gedung Hitam yuk…” yang kemudian dibalas
“Olrait beibeh”


Keesokan harinya di cafe yang dimaksud. Dua orang duduk di bar, yang satu pake setelan jas hitam lengkap dengan kaca mata hitam serta sepatu hitam, dan satunya lagi pake jubah panjang serta kafiyeh lagi menyeruput cappucino.

“Bro, gue mau minta tulung sama loe, bro..” si hitam ngomong
“Afa yang ane bisa bantu, ya akhi?” bales si putih
“Begini, bro, loe tahu kan negri kelahiran loe tuh sekarang gimana.. Mereka pada bawel, pake ngancem-ngancem gue segala. Padahal kan gue mau naklukin seluruh dunia”
“Omaigat! Khurang azar wanget tuh. Trus ente mau ane gimana?”
“Gue rencananya mau pada nge-nuklir tuh semua negri yang sok-sokan itu. Tapi gue takut gue malah dimusuhi seluruh dunia gara-gara menyerang negara tak bersalah”
“Hmm.. trush?”
“Nah, gue mau minta bantuan loe buat bikin mereka jadi ‘bersalah’, jadi kalo gue mau nyerang mereka, gue jadi punya alesan kan”
“Lha, ane musti gimana?”
“Nah, wajah loe kan uda mirip tuh sama onta-onta gurun itu, apalagi loe sama-sama Naziebiyah-nya, nah, sekarang tugas loe, loe musti nglakuin kejahatan yang jahat banget,, biar ntar kalo ane bilang bahwa mereka biang keladinya, semua pada setuju”
“Kejahatan yang gimana?”
“Nah, soal itu gue uda mikir, loe tenang aja, semua biar gue yang ngatur. Loe cuma tinggal nampang di tipi sambil ngaku kalo itu perbuatan loe”
“Lha, kalo ane dikejar tentara sedunia gimana?”
“Hahaha, sante aja bro, masih ada satu kamar kosong kok di Gedung Hitam, loe tidur di sana aja, pasti aman”
“Hmm.. trus ane dafet apa neh?”
“Hayah, sante aja Bro, tambang emas di negri Endonesa itu buat loe semuanya deh…”
“Hah?! Wah, tawaran yang bagus, okeh, ane setuju”


Beberapa bulan kemudian, hampir seluruh tipi di Planazieb menayangkan gedung yang runtuh akibat ditabrak pesawat.
Di ruang santai Gedung Hitam, kedua sahabat itu lagi asyik nonton sambil menenggak Jack Daniel.
“Ah, akhi, apa ente ndak kasian sama rakyat ente yang mamfus itu”
“Nggak papa-lah, tapi kan setelah ne gue jadi bisa naklukin dunia, bro”
“Ya tafi kan kasihan”
“Sudahlah, memang selalu ada harga yang harus dibayar untuk sebuah pencapaian”

Tayangan di tipi pun berganti stasiun AdultTV

33 replies on “Osama vs (feat?) Bush”

@ekowanz: ndak pernah, perusahaannya buka lowongan nggak ya 😀
@ridu: ;)) kan keren tuh, gedung warna hitam
@Anggie: 😛
@extremusmilitis: lha saya juga baru ngerti >:)
@Gun: Viva cons-Piracy!! m/

Like

@testbug: b-(
@Rhein: lhaa, ini bukan cerita komedi lho [-(
@Raffael: ah, ndak juga, emang segitu idenya 😀
@isnuansa: *ikutan liyat
@itikkecil: iya 😆
@tikabanget: lha… [-(
@aLe: lah, situ mantan anggota Al Qaeda ya 😕
@brainstorm: gitu yah? :-S

Like

Leave a comment